13 Mei 2008

Apakah TV Yang Pudarkan Budaya?

Judul tulisan Kompas "Siaran TV Pudarkan Budaya" pada terbitan Selasa, 13 Mei 2008 adalah satu lagi tulisan yang menuduh TV (yang nota bene adalah benda mati) sebagai obyek yang bersalah. Berikut adalah tulisan lengkapnya.

Siaran televisi yang disiarkan secara nasional dinilai mengabaikan budaya-budaya lokal yang menjaga sikap dan budi pekerti luhur. Adegan kekerasan, kebencian, dan sikap tidak hormat kepada orang yang lebih tua dapat memudarkan perilaku mulia dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian dikatakan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Selatan KH Mudrik Qori M di sela-sela Kampanye Simpatik mengajak menikmati siaran sehat dan cerdas di Palembang, Senin (12/5). Dia mencontohkan, warga di Sumatera Selatan amat menghargai orangtua. Dalam salah satu sinetron—juga ditonton anak- anak—jelas diperlihatkan seorang anak menghukum ayahnya.

Mudrik mengatakan, anak- anak paling terpengaruh dampak negatif tayangan adegan kekerasan, sadisme, kebencian, iri hati, sikap dengki, adegan cabul atau porno, bahkan sikap melecehkan sesama manusia atau lembaga yang seharusnya dihormati. Menurut Mudrik, tayangan televisi sangat liberal, membuat tidak ada lagi jarak pemisah antara dunia orang dewasa dan anak- anak. Fenomena dari negara liberal ini menginfiltrasi media televisi di berbagai penjuru dunia. ”Anak-anak sekarang sangat bebas menonton acara yang seharusnya hanya boleh dilihat orang dewasa. Persaingan bisnis telah mengabaikan tanggung jawab moral dan etika,” ujarnya.

Anggota KPID Sumsel, Yenrizal, mengutarakan, hal paling memprihatinkan, 90 persen dari kekerasan yang ditayangkan adalah tindakan yang disengaja. Yenrizal mengingatkan agar masyarakat ikut mengawasi siaran televisi dan hanya membekali anak- anak dengan siaran yang sehat dan cerdas.

Catatan saya :
Pagar pertama agar anak-anak jauh dari pengaruh TV adalah ORANG TUA di rumah. Yang kedua, GURU di sekolah. Yang ketiga, LINGKUNGAN di sekitar. Yang terakhir adalah Pengelola Stasiun Televisi yang harus disadarkan secara keras! Semua tergantung manusianya, bukan TV-nya!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Salah lagi... Salah lagi... Pengelola TV pada gak belajar apa ya?

Anonim mengatakan...

Masih untung ada orang yang mau investasi di tv, kalau gak, sepi nih bumi