28 Mei 2010

TV Kabel Daerah Gagal Dapatkan Hak Siar Piala Dunia 2010

Kegembiaraan Piala Dunia 2010 rupanya tak dirasakan oleh penyelenggara TV berbayar daerah. Operator TV berlangganan yang banyak beroperasi di daerah-daerah yang tak terjangkau siaran TV terestrial ini gagal memboyong siaran Piala Dunia Afrika Selatan ke haribaan pelanggan setianya di pelosok negeri.

"Kami tak berhasil menemukan kata sepakat dengan pihak Elektronik City Entertainment (ECE) selaku pemegang hak siar langsung dari Federation Internationale de Football Association (FIFA)," keluh, Hery Prasetyo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TV Kabel Indonesia. Hery bilang, pihaknya tak berhasil dalam melakukan negosiasi harga dengan ECE. Padahal dalam beberapa kali pertemuan dengan ECE, sudah difasilitasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Wajar, kalau TV kabel daerah berusaha keras mendapatkan hak siar piala dunia. Selain banyak daerahnya tak terjangkau siaran TV terestrial, Hery merasa pihaknya tengah menjadi sorotan penertiban siaran TV kabel ilegal. "Daripada ada yang bandel curi-curi siaran piala dunia, kami berinisiatif untuk membeli secara resmi pada ECE," cetus Hery.

Apa mau dikata, harga penawaran yang terlalu tinggi dari ECE membuat pay TV daerah tersebut angkat tangan. "Kemampuan kami terbatas, dan capek juga bolak-balik terus ke Jakarta nawar harga," ungkap Hery. Meski semua pihak bungkam soal harga hak siar yang ditawarkan ECE, santer beredar kabar ECE memang merogoh kocek cukup dalam saat membeli hak siar dari FIFA. "Kabarnya sampai Rp 600 miliar," bisik seorang sumber pada Kontan. Makanya ECE pun ngotot menjual hak siar dengan harga selangit.

Di Indonesia, ECE telah menjual hak siarnya pada RCTI dan Global TV dari Grup Media Nusantara Citra (MNC).

Read More ..

27 Mei 2010

Hak Siar Piala Dunia: MNC Sibuk Genjot Iklan

Perhelatan akbar sepak bola, Piala Dunia Afrika Selatan 2010 bakal segera berlangsung. Inilah saatnya melonggarkan pikiran, rehat sejenak dari duka lara atas prestasi sepak bola nasional yang memilukan, dan menikmati sajian pertandingan sepak bola kelas wahid.

Di Indonesia, Elektronik City Entertainment (ECE) selaku pemegang hak siar langsung dari Federation Internationale de Football Association (FIFA) telah menjual hak siarnya pada RCTI dan Global TV dari Grup Media Nusantara Citra (MNC).

Sejak beberapa pekan belakangan ini, kedua stasiun televisi nasional itu sudah gencar melakukan promosi siaran pertandingan. "Kegiatan On Air maupun Off Air berupa kilas sejarah pemain besar dunia hingga pentas-pentas musik sudah mulai kami gelar," ujar juru bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan MNC, Gilang Iskandar pada Kontan, Kamis (27/5).

Walau pun bungkam soal angka yang harus dibayarnya untuk menebus hak siar dari ECE, Gilang bilang potensi pendapatan iklannya cukup sebanding. "Pokoknya kami targetnya bisa untung, dan potensi itu sekarang sudah terlihat jelas," katanya.

Terang saja. Siapa tak tergiur untuk pasang iklan di media dengan siaran yang dipastikan bakal dipelototi jutaan pasang mata penduduk Indonesia. "Sejauh ini pemasukan dari iklan sudah berhasil menopang berbagai kegiatan promo yang kami lakukan," beber Gilang, sumringah.

Read More ..

21 Mei 2010

Metro TV Ubah Pola Pemberitaan, Jauhi Kekerasan

Metro TV melakukan perubahan dan inovasi dalam siarannya. Tidak hanya pada tampilan, tetapi juga orientasi kerja dengan mengedepankan idealisme untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan dan menjauhi berita kekerasan. Direktur Pemberitaan Metro TV, Suryopratomo, dalam peluncuran ulang televisi berita itu di Jakarta, Kamis (20/5), mencontohkan, pihaknya berusaha tidak lagi menampilkan kekerasan dan darah, tetapi akan lebih memberi solusi, sekaligus menjelaskan duduk perkara suatu peristiwa.

Dia mencontohkan, di Amerika Serikat (AS) ada media yang menampilkan peristiwa bocornya pengeboran minyak di Teluk Meksiko yang bisa menjadi bencana kemanusiaan. Media mengungkapkan fakta dan meminta semua pihak terkait untuk bertanggungjawab, termasuk mencari teknologi untuk mengatasi masalah tersebut. Di Indonesia, kasus Lapindo tenggelam dengan pemberitaan lain, tanpa ada upaya untuk mengatasi agar lumpur berhenti.

Diakuinya, banyak informasi secara beruntun dan dan menarik perhatian masyarakat saat ini, seperti kasus Century, KPK, Susno Duaji, dan Syahril Johan sehingga lupa mendorong upaya mengatasi lumpur Lapindo. Oleh karena itu, ia menilai, untuk mengubah kultur kerja tidak mudah. Dia menyatakan, umumnya dibutuhkan waktu 4 hingga 5 tahun agar muncul budaya baru.

Ketika ditanya tentang pesaingnya, Suryopratomo yang juga tampil bersama Dirut Metro TV, Wisnu Hadi, mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya melihat ke dalam, tetapi juga keluar. TV asing kini juga memuat berita tentang Indonesia, seperti CNN dan BBC. Mereka juga mengincar kue iklannya.

Surat peringatan

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Nusa Tenggara Barat (NTB) pernah melayangkan surat peringatan kepada Metro TV terkait siaran peristiwa kerusuhan di sekitar Makam Mbah Priok di Jakarta Utara, karena menayangkan aksi kekerasan secara vulgar. Wakil Ketua KPID NTB Sukri Aruman di Mataram, mengatakan, surat peringatan tersebut juga ditembuskan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan Gubernur NTB.

Ia mengatakan, peringatan yang disampaikan ke Metro TV karena siaran kasus kerusuhan di Koja Jakarta Utara banyak diprotes masyarakat NTB karena gambar yang ditayangkan mengeksploitasi kekerasan. "Kami menerima sejumlah pengaduan dari masyarakat NTB terkait tayangan kasus kerusuhan di sekitar makam Mbah Priok di Jakarta Utara yang mengedepankan aksi kekerasan. Ini dikhawatirkan menimbulkan trauma dan keresahan di tengah masyarakat," ujarnya.

Dia mengakui sebagian stasiun TV masih menayangkan isi siaran yang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya yang menyangkut aksi kekerasan, pornografi, dan pornoaksi. "Karena itu kami mengharapkan dengan adanya peringatan tersebut TV swasta nasional tidak terlalu mengedepankan isi siaran yang kekerasan, seperti dalam siaran kasus kerusuhan," katanya. (Antara)

Read More ..

17 Mei 2010

Korut Terancam Tanpa Siaran PD

Setelah absen selama 44 tahun, timnas Korea Utara (Korut) bisa tampil lagi di ajang Piala Dunia (PD) 2010 Afrika Selatan. Sayang, justru pada saat tim kesayangan mereka ambil bagian, publik sepakbola Korut terancam tidak bisa menyaksikan tayangan langsung.

Pada PD 2006 Jerman, publik Korut dapat menonton siaran langsung PD secara gratis. Itu terjadi karena SBS, yang merupakan pemegang hak siar di kawasan Semenanjung Korea, bersedia membagi siaran secara gratis dengan Korut.

Namun, seiring dengan berjalannya ketegangan politik antara Korut dan Korsel, pemerintah Korsel kini sepertinya enggan berbagi hak siar yang kini dimiliki SBS, perusahaan asal Korsel, selama PD 2010 mendatang. Opsi lain bagi Korut adalah (siaran) dari TV Tiongkok, tapi itu juga belum pasti.

Keengganan Korsel berbagi hak siar secara gratis itu, terutama dikarenakan adanya insiden tenggelamnya kapal perang Korsel Cheonan pada 26 Maret lalu. Ledakan yang mengakibatkan meninggalkan 46 orang itu, memang disinyalir akibat serangan pihak Korut.

Nah, akibat insiden itu, hubungan kedua negara pun kembali menjadi tegang. Telah dilakukan beberapa kali perundingan, namun belum ditemukan titik temu. Problem bagi Korut adalah juga karena mereka belum pula memiliki izin peliputan TV di Afsel.

"Kami telah merencanakan untuk bergerak maju lewat perundingan serius selama April dan Mei, tapi hal tersebut tidak menunjukkan kemajuan, di tengah ketegangan hubungan antara Korsel dan Korut," ujar sumber dari SBS, seperti dilansir AFP.

"Yang terpenting saat ini seharusnya lebih mengedepankan sentimen publik. Insiden perbatasan antara kedua negara itu telah membuat kami tidak bisa memberikan siaran langsung secara gratis. Itu merugikan publik Korut," lanjut sumber SBS itu pula.

Kendati sebagian besar masyarakat Korut masih hidup miskin, namun bukan berarti perhatian mereka kepada sepakbola negerinya minim. Apalagi pada PD 2010 ini, tim kesayangan mereka akhirnya kembali ambil bagian. Ini merupakan kali kedua setelah PD 1966 lalu.

Pada Piala Dunia yang kali pertama dihelat di benua Afrika ini, Korut sendiri akan berada di grup maut. Mereka bakal bersaing dengan Brazil, Portugal, serta Pantai Gading di grup G. Oleh karena itu, lantaran demikian menariknya pertandingan yang bakal berlangsung, sekarang publik Korut pun berharap ketegangan antara kedua negera segera mereda.

Read More ..

15 Mei 2010

KPID Sulsel Minta "Take Me Out" Tidak Ditayangkan

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan meminta stasiun televisi Indosiar tidak lagi menayangkan acara Take Me Out Indonesia. Termasuk "Take Him Out" dan "Take Celebrity Out". KPID menilai tayangan tersebut memberi contoh buruk pada publik.

Menurut anggota KPID Sulsel, Tri Amelia, program yang menampilkan adegan berpegangan tangan bahkan berpelukan itu tidak membantu pembangunan karakter yang baik bagi anak-anak. “Tayangan seperti ini lebih baik tidak disiarkan,” kata dia, beberapa waktu lalu.

Pendapat ini disampaikan KPID dalam acara evaluasi dengar pendapat (EDP) untuk memproses permohonan izin Indosiar Visual Mandiri membuat perusahaan televisi lokal Makassar Indosiar Lontara Televisi sore tadi. Pendirian televisi lokal ini sebagai syarat terbentuknya system televisi berjaringan. EDP digelar di Hotel Banua, Jalan Haji Bau 7.

Selain KPID, Hidayat Nahwi Rasul, Presiden Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia juga meyatakan siaran program acara ini haram hukumnya, “Karena arah penyiaran tidak menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa,” katanya.

Menanggapi permintaan KPID, Imam Khanafi Zain, Kepala Departemen Riset Dan Pengembangan Indosiar, mengatakan acara Take Me Out masih dapat diperbaiki. “Dalam hal ini acara Take Me Out lebih memakai kostum topeng atau jubah,” kata Imam. Indosiar akan mengevaluasi adegan berpegangan tangan atau berpelukan dikurangi. “Selama cerita dari Take Me Out tidak berubah,” tuturnya. (Tempo)

Read More ..

11 Mei 2010

Pemain Bola Prancis Wajib Nonton TV

Pemain Prancis dilarang meninggalkan rumah, atau minimal berada di depan televisi pada tanggal 11 Mei. Sebab hari itu nasib mereka bakal diputuskan. Ada apa?Diberitakan AFP, pada hari itu pelatih timnas Prancis Raymond Domenech akan mengumumkan skuad yang akan dibawa ke Afrika Selatan melalui siaran televisi, yakni di stasiun TF1.

"Pada 11 Mei pukul 20:00 Raymond Domenech bersama presenter Laurence Ferrari mengumumkan daftar 23 pemain Les Bleus untuk Piala Dunia di Afrika Selatan melalui siaran langsung. Sebelumnya belum ada pelatih yang mengumumkan skuadnya melalui siaran langsung televisi," demikian keterangan TF1 seperti dikutip dari situs resminya.

Ini bukan kali pertama saja Domenech melakukan tindakan nyleneh. Pelatih berusia 54 tahun itu dikenal sering memilih pemain berdasarkan pertimbangan zodiak dari pemain yang bersangkutan.

Langkah pelatih yang membawa Prancis jadi finalis Piala Dunia 2006 itu berbeda dengan cara yang ditempuh olehnya dan pelatih-pelatih tim "Ayam Jantan" sebelumnya yakni mengumumkan skuad timnas melalui konferensi pers yang terbuka untuk semua media.

Jadi para pemain Prancis, jangan lupa tulis di buku agenda atau reminder di ponsel masing-masing, bahwa pada 11 Mei 2010 pukul 8 malam harus menyalakan televisi untuk mendengar kabar "penentuan nasib".

Read More ..

08 Mei 2010

KPID Sulsel EDP Indosiar Lontara Televisi

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (07/05), selesai menggelar proses evaluasi dengar pendapat (EDP) terkait permohonan izin penyelenggaraan penyiaran PT Indosiar Lontara Televisi.

Proses evaluasi ini digelar di Hotel Banua, Makassar dengan menghadirkan pimpinan PT Indosiar dan sejumlah jurnalis Makassar.

Dalam evaluasi dengar pendapat tersebut, Indosiar Lontara diminta menyampaikan visi dan misi lembaga penyiarannya. Selain itu, disampaikan juga berbagai masukan, kritikan, dan sanggahan kepada PT Indosiar Lontara Televisi dari anggota KPID dan sejumlah narasumber.

Read More ..

Sekelompok Orang Serang Balikpapan TV

Kasus penganiayaan terhadap wartawan juga terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota sebuah organisasi kemasyarakatan menyerang stasiun televisi lokal, Balikpapan TV, Jumat (7/5). Seorang wartawan yang mendampingi Direktur Balikpapan TV dipukul. Korban juga diinjak-injak beberapa orang. Penyerangan diduga dipicu ketidakpuasan sekelompok orang terhadap tayangan berita kasus sengketa lahan Ruko Cemara Rindang yang disiarkan Balikpapan TV, kemarin. Pimpinan dan sejumlah anggota organisasi, OKP mendatangi Kantor Kaltim Post Grup di Jalan Soekarno-Hatta. Beberapa di antaranya mereka marah-marah di lobi sambil memabwa pedang.(Liputan6)

Read More ..

07 Mei 2010

Liputan 6 Protes Keras Pemukulan Wartawan

Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV Don Bosco Selamun mengecam keras insiden pemukulan wartawan SCTV Juhri Samanery di Pengadilan Negeri Ambon, Maluku. "Saya memprotes keras peristiwa ini dan sangat prihatin," kata Don Bosco Selamun di Jakarta, Jumat (7/5).

Ada dua hal yang dilihat Don Bosco dalam insiden ini. Pertama, pemukulan terjadi di gedung penegak hukum. "Terjadi di tempat, di mana orang tak boleh main hakim sendiri," katanya. Kedua, sangat memalukan karena wartawan dipukul setelah menanyakan sidang kasus korupsi.

Lebih jauh Don Bosco menyatakan segera membicarakan kasus penganiayaan ini di Jakarta untuk menentukan langkah selanjutnya. Liputan 6 telah meminta Divisi Hukum SCTV untuk melakukan advokasi bagi Juhri Samanery [baca: Dewan Pers Kecam Pemukulan Wartawan SCTV. (Liputan6)

Read More ..

05 Mei 2010

Tayangan Kerusuhan Priok Sudah Lampaui Batas

Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terpilih periode 2010-2013 Yazirwan Uyun mengatakan kode etik jurnalistik dan pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3SPS) harus benar-benar ditegakkan. Hal ini disampaikan Yazirwan, di Jakarta, Rabu, menanggapi tayangan berita tentang peristiwa kekerasan di Tanjung Priok (14/4) maupun tayangan lainnya yang dinilai telah melanggar kode etik dan P3SPS.

"Tegakkan aturan yang sudah ada," katanya, yang ditemui setelah diskusi dengan tema "Berita Tentang Kekerasan di Televisi: Studi Kasus Kerusuhan di Makam Mbah Priok" yang diselenggarakan Dewan Pers.

Ia mengatakan sejumlah media televisi telah melampaui batas dalam menayangkan berita peristiwa bentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan warga di Tanjung Priok.

"Dalam P3SPS telah disebutkan larangan program siaran yang menampilkan secara detil korban berdarah dan korban dalam kondisi tubuh yang terpotong-potong, serta adegan penyiksaan dengan atau tanpa alat," katanya

Program siaran juga dilarang menampilkan penembakan dari dekat, pembunuhan manusia dan hewan secara sadis, adegan makan manusia dan hewan yang tidak lazim, dan adegan bunuh diri.

Yazirwan mengatakan penegakan aturan ini merupakan fokus utama dari kerja KPI ke depan, mengingat masih adanya media yang secara sadar maupun tidak melanggar ketentuan tersebut.

"Kita tegakkan aturan P3SPS dan membereskan yang masih multitafsir. Akan kita bahas juga soal penerapan denda bagi pelanggaran ketentuan penyiaran ini," katanya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Imam Wahyudi mengkritik penayangan program-program siaran yang tidak lagi mengutamakan kepentingan publik dan dampak yang terjadi.

Padahal, ujarnya, insan pers telah dibekali sejumlah aturan seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU 32/2004 tentang penyiaran, kode etik jurnalistik, dan P3SPS.

Sependapat dengan Yazirwan, Imam juga menilai pentingnya penegakan aturan. Menurut dia, lembaga yang berwenang harus berani mengambil tindakan tegas dengan memberikan sanksi pada media yang terbukti melanggar aturan.

Selain penegakan aturan, ia juga menyarankan agar sosialisasi tentang aturan penyiaran maupun kode etik jurnalistik, ditingkatkan.

"Kalau tidak segera diambil tindakan maka akan terbentuk persepsi di masyarakat bahwa junalistik televisi seperti itu (hanya menampilkan kekerasan). Ini akan menyebabkan tumpulnya sensitifitas masyarakat," katanya. (Antara)

Read More ..

02 Mei 2010

TV Pendidikan, Kado Istimewa Hardiknas

Mulai minggu depan, daerah-daerah pelosok di Nusantara akan dapat menikmati layanan TV pendidikan hasil kerja sama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dengan Media Nusantara Citra (MNC Group). Program televisi berbasis pendidikan itu bernama TV Citra Indonesia Terampil.

"Televisi ini lahir sebagai akibat dari kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan kultur yang berbeda-beda di Indonesia sehingga ada beberapa daerah yang tidak terjangkau akses pendidikan. Oleh karena itu, dengan kehadiran TV ini, diharapkan dapat mengatasi persoalan pendidikan di daerah pelosok. Anggap saja ini kado Hardiknas," ucap Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh saat meresmikan peluncuran televisi tersebut di Jakarta, Minggu (2/5/2010).

TV Citra Indonesia Terampil ini akan mengudara melalui televisi berlangganan Indovision di channel 845. Pemilihan channel 845 tersebut juga memiliki makna filosofis, yakni merujuk pada angka bulan dan tahun hari kemerdekaan RI.

"Semua layanan ini sifatnya gratis. Kami akan ikut berpartisipasi membantu infrastruktur yang dibutuhkan, seperti penggunaan satelit," ungkap CEO MNC Grup Harry Tanoesudibyo.

Nantinya, televisi tersebut akan menayangkan program-program pendidikan yang mengarah pada keterampilan hidup, selain pelajaran tingkat sekolah dasar dan menengah. Hingga kini, TV Citra Indonesia Terampil sudah menjangkau dua ratus titik di Indonesia, dengan target mencapai seribu titik pelosok Indonesia.

"Di tiap daerah akan diberikan televisi besar, termasuk dekoder, sehingga pembelajaran bisa dilakukan dengan bantuan televisi ini," ujar Mohammad Nuh.

Ia juga menerangkan, mulai Senin, televisi ini sudah bisa mengudara di sejumlah pelosok daerah di Indonesia. Permasalahan pendidikan di daerah pelosok merupakan masalah yang tidak pernah selesai. Keterbatasan dana dan infrastruktur membuat pendidikan di daerah pelosok menjadi terpinggirkan. Dengan kehadiran televisi ini, diharapkan daerah-daerah terpencil mampu mengejar ketertinggalannya di bidang pendidikan. (Kompas.com)

Read More ..