24 Mei 2008

Penistaan Program Empat Mata???

Sebagai pemirsa televisi, kita tahu acara-acara apa saja yang menjadi andalan dimasing-masing stasiun televisi, baik itu acara olah raga, variety show, sinetron ataupun berita. Kita juga setuju jika acara "Empat Mata" yang dibawakan Tukul di Trans 7 merupakan acara unggulan yang banyak ditonton masyarakat Indonesia setiap malamnya. Acara tersebut telah banyak memberikan inspirasi dan hiburan, terlepas dari kekurangannya disana-sini yang harus diperbaiki. Namun akhir-akhir ini, beberapa kawan saya menyampaikan 'kemuakan'-nya, apa bila di acara tersebut diselipkan bintang tamu yang terlalu dipaksakan. Saya heran dengan masukan dari kawan saya itu. Apa yang dimaksud 'dipaksakan'? Setelah saya gali lebih dalam, oh.. ternyata maksudnya adalah bintang tamu yang mempropagandakan kepentingannya dalam dunia politik.

Ternyata betul, belum lama ini saya sempat menonton ketika bintang tamu yang 'dipaksakan' itu sedang diwawancarai Tukul, yaitu Bupati Kutai Timur, Awang Faroek Ishak. Plus orang-orang yang semangat sekali mempropagandakan pejabat daerah tersebut, diantaranya Angelina Sondakh (anggota DPR) dan Effendy Gazali (Republik Mimpi), yang turut mendukung pejabat tersebut dari barisan bangku penonton di studio.

Dua hari kemudian saya membaca koran, oh... rupanya Bupati Kutai Timur itu sedang bersaing untuk menjadi Gubernur Kalimantan Timur toh? Sontak saja saya ingat apa yang membuat teman saya kurang nyaman menonton acara Empat Mata beberapa waktu lalu. Wah, bisa rusak nih acara Empat Mata kalau sering-sering diselipin bintang tamu semacam itu. Tidak menarik sama sekali dan terlalu mengada-ada.

Tolonglah pengeloa Trans 7 dan Producer Empat Mata, jangan sampai mengorbankan kenyamanan pemirsanya hanya untuk mendapat uang tambahan atau kepentingan politik. Masih lebih baik banyak pesan sponsor produk tertentu atau kuis berhadiah dari pada yang politikan seperti itu. Selama ini kita lelah menyaksikan sandiwara politik di berbagai stasiun televisi. Biarkan acara Empat Mata menjadi hiburan yang murni dengan 'keluguan' Tukul Arwana sebagai pembawa acaranya. Carikan acara yang lebih pas buat para pedagang sapi politik untuk bisa tampil, jangan mengacak-acak program yang sudah enak ditonton. Ini memang pendapat pribadi, semoga menjadi masukan yang berarti. Apakah Anda setuju dengan saya?

8 komentar:

Anonim mengatakan...

IYA BETUL TUH, SAYA JUGA NONTON. ACARA JADI GARING BANGET TUH. MAKSA BANGET SEH???

Indonesian Dreaming mengatakan...

Ya, kayaknya semua pejabat yang kebelet mau dapet posisi di Indonesia ini akan memanfaatkan semua acara tv yang sudah populer. Mereka itu cuma benalu yang bisa membayar airtime tv, kalau gak, orang tv juga gak mau. Tapi ya orang tv juga tega banget yaaa

Komentar Bebas Buat Seleb mengatakan...

Mas Tukul jangan mau dong kalau programnya diacak-acak gitu. Itu namanya pelecehan kreatifitas dan pengganggu kenyamanan pemirsa.

Anonim mengatakan...

Kasihan mas tukul donggg...hehehe tabah yo mas... aku dari semarang nih

Anonim mengatakan...

YO OJO NGONO TOH MAS TUKUL, KUWE ORA LUCU WAWANCARA PEJABAT. PEJABAT ORA LUCU DIWAWANCARA KUWE

MARTI
NDAGELAN WETAN

Anonim mengatakan...

lhaaaa... piye iki kulllll?

Komentar Bebas Buat Seleb mengatakan...

Waduh Mas Tukul makin banyak kritik aja nih sekarang. Memang betul mas, itu resiko populer

Anonim mengatakan...

Empat Mata Satu Kuping. Tajam melihat peluang (uang). Budek mendengar kritik.
http://opiniorangbiasa.blogspot.com