Bertempat di Gedung Sekretariat Negara lantai 8, Selasa (03/08) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengadakan acara Media Gathering dengan tema "Mewujudkan Tayangan Ramadhan Yang Bermartabat". Dengan mempertemukan lembaga penyiaran televisi nasional, KPI Pusat dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, media gathering membicarakan hal-hal yang ingin dicapai terkait tayangan bulan Ramadhan .
Anggota KPI Pusat Judhariksawan sebagai moderator, pada pembukaannya mengatakan penggunaan kata "bermartabat" pada judul tema media gathering ini, dimaksudkan karena bulan Ramadhan adalah bulan spesial umat muslim, dan tentunya umat muslim di Indonesia menginginkan tayangan yang tidak hanya sehat tetapi juga ke tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu bermartabat.
Ketua KPI Pusat Dadang Rahmat Hidayat yang juga hadir, dalam sambutannya mengharapkan agar lembaga penyiaran tetap dan lebih mematuhi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) di bulan Ramadhan.Menurut Dadang, kesadaran lembaga penyiaran atas unsur kepantasan terhadap program acaranya di bulan Ramadhan juga penting. "Saya mengharapkan, momentum Ramadhan ini menjadi titik awal untuk mewujudkan siaran yang lebih sehat di bulan-bulan setelahnya," kata Dadang.
Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk melakukan perubahan perilaku dari yang kurang baik kepada yang lebih baik untuk menuju umat terbaik, hal tersebut yang diutarakan oleh Dr. Amirsyah Tambunan wakil Sekjen MUI Pusat. Menurut Amirsyah, pada bulan suci Ramadhan nanti, lembaga penyiaran sudah semestinya menayangkan acara-acara yang lebih bermakna.
Idy Muzayyad anggota KPI Pusat juga mengungkapkan unsur kepantasan menjadi sangat penting. Ramadhan adalah bulan spesial, bahkan televisi juga memberikan sambutan spesial terhadap bulan Ramadhan, dalam bentuk perubahan jam tayangan dan pembuatan tayangan khusus Ramadhan. Idy menuturkan, adalah sah dan baik apabila TV selama Ramadhan menampilkan tayangan yang bernuansa religius, hanya saja sangat disayangkan bila ada tayangan yang malah bisa merusak kesucian Ramadhan. "Tayangan Ramadhan isinya bukan hanya ceramah dan orang shalat tarawih, harus ada juga kreativitas dari LP untuk membuat suatu program tayangan khusus untuk Ramadhan, yang terpenting adalah jangan sampai menodai kesucian bulan Ramadhan," kata Idy.
Aktor Senior Deddy Mizwar yang juga hadir memfokuskan kepada perlunya ketegasan peraturan dari KPI dan MUI. Menurut Deddy, tanpa ada ketegasan terhadap pelanggaran atau kesalahan, maka tidak akan ada sanksi dan akhirnya kesalahan tersebut akan menjadi suatu kebenaran karena sudah terbiasa. Deddy mengungkapkan perlu diterapkan punishment yang jelas terhadap pelanggaran tayangan di televisi. Deddy juga mengatakan kalau tayangan Ramadhan sebelumnya, masih banyak yang hanya menampilkan ornamen-ornamen islam bukan isinya.
"Selama Ramadhan tanpa tayangan islam pun keimanan seseorang akan tetap meningkat tetapi yang lebih penting dan perlu diperhatikan adalah tayangan setelah Bulan Ramadhan," kata Deddy.
Senada dengan Deddy Mizwar, Asrorun Ni'am Sholeh Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI juga mengganggap perlu diterapkannya punishment terhadap pelanggaran, tetapi bukan hanya sanksi tetapi reward juga perlu diberikan kepada program acara yang baik.
Perwakilan dari lembaga penyiaran diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat setelah selesainya paparan dari masing-masing narasumber. Salah satunya, Adjie S. Soeratmadjie dari Metro TV yang mengungkapkan punishment dan reward memang perlu, tetapi yang paling dbutuhkan oleh lembaga penyiaran adalah asah, asih, dan asuh atau dengan kata lain adalah pendampingan.
Dalam menyambut bulan suci Ramadhan diharapkan tayangan televisi akan lebih bermakna. Pada akhir acara, moderator Judhariksawan mengatakan media gathering ini sebagai ikatan moral dan kesepahaman hati nurani untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk mewujudkan penyiaran Indonesia yang bermartabat secara berkelanjutan.
04 Agustus 2010
Ramadhan Momentum Untuk Mewujudkan Tayangan Yang Lebih Bermartabat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar