Masyarakat di Lombok ternyata kurang nyaman dengan suguhan siaran televisi yang tidak mempunyai unsur lokal. Mereka berharap siaran dengan gaya bahasa “Elo-Gue” tidak terlalu banyak mendominasi. KPID NTB diminta oleh masyarakat untuk mengawal perwujudan siaran TV yang banyak mempunyai unsur lokal.
Demikian disampaikan oleh Maryati SH MH anggota KPID NTB mengutip kesimpulan dalam “Diskusi P3-SPS” yang digelar KPID NTB beberapa waktu yang lalu. Diskusi yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, LSM dan organisasi perempuan ini banyak membahas mengenai pentingnya muatan lokal dalam siaran TV dan radio.
Semestinya masyarakat berharap, kehadiran televisi lokal menjadi salah satu alternatif bagi komunitas lokal untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan. Keberadaan televisi lokal menjadi sangat berharga baik bagi pemerintah daerah maupun bagi masyarakat. “Namun yang terjadi tidak demikian, kadang TV Lokal malah meniru-niru gaya Jakarta,” sesalnya. Padahal seharusnya televisi lokal mengambil segmen lokal untuk memenangipersaingan dengan televisi nasional. Sebab, selama ini terjadi eksploitasi terhadap sumber siaran lokal, dengan tujuan memberikan warna alternatif dari tayangan televisi nasional.
KPID menyadari bahwa tidak mudah untuk menggali sumber-sumber siaran lokal, apalagi menyajikannya sebagai satu tayangan. Meskipun segmen lokal di televisi sangat sempit, tidak menutup kemungkinan dijadikan modal untuk memenangkan persaingan bisnis. “Kalau mereka bisa berkreasi tentunya tayangan lokal cukup menarik disajikan” imbuhnya.
27 November 2008
Masyarakat Lombok Ogah Tonton Siaran “Elo-Gue”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Sekedar info kalau pengen tau lebih banyak tetang Lombok, www.inside-lombok.com
Posting Komentar