12 Februari 2009

TV Lokal Jadi Target Kampanye Politik

Televisi sebagai bagian dari media massa memiliki daya tarik sendiri dalam menyiarkan informasi politik. Televisi tidak hanya memberikan informasi dan hiburan, tetapi juga memberikan pendidikan dan sarana aktualisasi diri. Poin terakhir inilah yang menjadi alasan betapa banyaknya pihak yang memanfaatkan televisi untuk sarana aktualisasi baik pribadi maupun kelompok, terutama saat pemilu seperti saat ini. Dengan tampil di televisi, walaupun hanya beberapa menit, jutaan pemirsa dapat menyaksikannya.


”Peran strategis inilah yang membuat televisi diperebutkan banyak pihak baik dari pihak penguasa maupun pemilik,” ujar Wakil Pemimpin Redaksi TV One, Nurjaman, pada acara Seminar Media dan Politik “Peranan Media Dalam Pemilu 2009” di Ruang Sidang Seminar Gedung D Lantai 2 FISIP Unpad di Jatinangor, Selasa (10/2).

Acara yang diselenggarakan oleh Laboratorium Ilmu Pemerintahan Fisip Unpad ini dibuka oleh Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof.Dr. Nasrullah Natsir, M.S.


Pada masa kampanye seperti sekarang, televisi nasional tidak menjadi sasaran kampanye calon legislatif (caleg) karena biayanya sangat besar. Mereka mungkin lebih memilih televisi lokal yang lebih dekat dengan daerah pemilihannya (dapil). ”Walaupun demikian televisi nasional masih menjadi pilihan para calon presiden (capres) untuk mengiklankan dirinya untuk persiapan kampanye pemilu presiden,” ujar Nurjaman.


Sementara itu, Ketua KPID Jabar Dadang Rahmat Hidayat menyatakan, peranan media massa dalam politik sangatlah besar. Satu sama lain saling berkaitan erat. Media massa dapat memberikan efek komunikasi politik yang sangat besar. Efek-efek tersebut antara lain sosialisasi politik, partisipasi politik, pendidikan politik, dapat mempengaruhi pemilih dan mempengaruhi kebijakan politik.


”Sosialisasi memperbesar partisipasi politik baik secara kuantitatif maupun kualitatif,” kata Dadang yang juga Dosen Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi. Dadang juga menambahkan bahwa media massa sebaiknya tidak hanya mengangkat persoalan secara objektif, tetapi juga solutif.


Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dosen Fisip Unpad Samugyo Ibnu Redjo. Menurutnya, media massa memang memiliki peranan yang besar dalam mempengaruhi khalayak., akan tetapi media massa seakan-akan menjauhkan dari realita politik yang ada. Samugyo mencontohkan, televisi sekarang banyak yang hanya memikirkan rating tanpa memikirkan dampak yang terjadi masyarakat. (KPI)

Tidak ada komentar: