Kegembiaraan Piala Dunia 2010 rupanya tak dirasakan oleh penyelenggara TV berbayar daerah. Operator TV berlangganan yang banyak beroperasi di daerah-daerah yang tak terjangkau siaran TV terestrial ini gagal memboyong siaran Piala Dunia Afrika Selatan ke haribaan pelanggan setianya di pelosok negeri.
"Kami tak berhasil menemukan kata sepakat dengan pihak Elektronik City Entertainment (ECE) selaku pemegang hak siar langsung dari Federation Internationale de Football Association (FIFA)," keluh, Hery Prasetyo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TV Kabel Indonesia. Hery bilang, pihaknya tak berhasil dalam melakukan negosiasi harga dengan ECE. Padahal dalam beberapa kali pertemuan dengan ECE, sudah difasilitasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Wajar, kalau TV kabel daerah berusaha keras mendapatkan hak siar piala dunia. Selain banyak daerahnya tak terjangkau siaran TV terestrial, Hery merasa pihaknya tengah menjadi sorotan penertiban siaran TV kabel ilegal. "Daripada ada yang bandel curi-curi siaran piala dunia, kami berinisiatif untuk membeli secara resmi pada ECE," cetus Hery.
Apa mau dikata, harga penawaran yang terlalu tinggi dari ECE membuat pay TV daerah tersebut angkat tangan. "Kemampuan kami terbatas, dan capek juga bolak-balik terus ke Jakarta nawar harga," ungkap Hery. Meski semua pihak bungkam soal harga hak siar yang ditawarkan ECE, santer beredar kabar ECE memang merogoh kocek cukup dalam saat membeli hak siar dari FIFA. "Kabarnya sampai Rp 600 miliar," bisik seorang sumber pada Kontan. Makanya ECE pun ngotot menjual hak siar dengan harga selangit.
Di Indonesia, ECE telah menjual hak siarnya pada RCTI dan Global TV dari Grup Media Nusantara Citra (MNC).
28 Mei 2010
TV Kabel Daerah Gagal Dapatkan Hak Siar Piala Dunia 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar