28 Februari 2009

TV Analog Kian Jenuh, TV Digital Mulai Digandrungi

Produsen elektronik mulai melirik pasar TV digital seiring pasar TV analog yang kian jenuh. Mau tahu seluk beluk metode penyiaran digital yang diklaim mempunyai banyak keunggulan dibandingkan siaran TV analog ini?

Siaran TV digital atau penyiaran digital adalah jenis siaran televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.

Perkembangan televisi digital sendiri dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan eksternal, yaitu pasar TV analog yang sudah jenuh dan adanya kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel.

Selain itu juga adanya perkembangan teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semikonduktor serta teknologi peralatan yang beresolusi tingggi.

Untuk penerapan sistem siaran televisi digital di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan keputusan yaitu Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 27/P/M.Kominfo/8/2008 tentang Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital dimana teknologi digital yang akan digunakan adalah sistem siaran Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T).

Siaran DVB-T pun diklaim mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan siaran TV analog. Diantaranya, tahan terhadap efek interferensi, kualitas gambar yang lebih baik, tidak ada noise (bintik-bintik, semut), bayangan atau 'ghost', interaktif, EPG (Electronic Program Guide) yang menampilkan jadwal acara sampai beberapa hari ke depan dan penerimaan yang lebih jelas walaupun pada saat bergerak (mobile).

Kelebihan lainnya adalah efisiensi di banyak hal, antara lain pada spektrum (efisiensi bandwidth), efisiensi dalam network transmission, transmission power dan power konsumsi. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, sistem siaran DVB-T sangat tepat untuk diimplementasikan di Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan beraneka ragam budayanya.

Pelaksanaan migrasi dari siaran analog ke sistem digital pada umumnya dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap transisi dan tahap cut-off. Tahap transisi yaitu menggunakan siaran analog dan digital secara bersamaan sebelum mengganti seluruh perangkat ke sistem digital.

Pada tahap ini agar TV analog dapat menerima sinyal digital dengan kualitas yang baik maka diperlukan suatu perangkat tambahan yaitu Set Top Box.

Produsen Bersiap

Kondisi di atas tentunya membuat produsen elektronik harus bersiap menyongsong suatu era baru. Salah satu produsen yang mulai bersiap menghadapi penerapan sistem siaran televisi digital, yang menurut rencana akan diujicoba Maret 2009 itu adalah Polytron.

Polytron telah memproduksi rangkaian produk Set Top Box dan TV Digital. Set Top Box adalah sebuah perangkat tambahan untuk menerima sinyal digital yang dipancarkan oleh sistem DVB-T yang kemudian diubah ke dalam sinyal analog agar dapat ditampilkan pada monitor TV analog.

Sedangkan TV digital adalah sebuah televisi yang telah menyisipkan teknologi digital ke dalamnya untuk menerima siaran televisi DVB-T tanpa perlu menggunakan perangkat tambahan lagi.

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Jumat (27/2/2009), Set Top Box Polytron yang diberi nama Polytron DVB (Digital Video Broadcast) ini dipasarkan mulai bulan Februari 2009 di kawasan Jabotabek dengan harga Rp 425.000.

Selain itu PT Hartono Istana Teknologi, selaku pemegang merek Polytron, juga telah memproduksi televisi digital Polytron yang sudah mengintegrasikan sistem DVB-T di dalam pesawat tersebut, yaitu pada TV Digital Polytron, yang sudah bisa langsung menangkap siaran secara digital. (Detik.com)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bukan soal digital, analogm bayar atau free, tapi lebih kepada content. Content adalah nyawa televisi, apapun formatnya. Content adalah CREATIVITY!

BCCTC
Broadcast Creative Content Training Center
Jakarta