Pertandingan liga primer Inggris antara Arsenal dan Manchester United yang akan ditayangkan minggu malam ini (31/1) akan menjadi siaran langsung televisi dengan teknologi 3 dimensi.
Penggemar di sembilan pub di London, Manchester, Cardiff, Edinburgh, dan Dublin akan menjadi penonton pertama di dunia yang menyaksikan siaran 3D tersebut.Adapun siaran langsung dari kandang Arsenal di Emirates Stadium itu merupakan tayangan perdana di jaringan 3D milik Sky yang akan diluncurkan secara resmi, April mendatang.
“Saat kita bergeser dari siaran hitam putih ke siaran berwarna, itu merupakan peralihan luar biasa yang ingin segera dilihat orang,” kata Darren Long, Director of Operations Sky Sports, seperti yang dikutip dari DailyMail, 31 Januari 2010.
“Sekarang, kita akan kembali melakukan peralihan penting dengan teknologi 3 dimensi,” kata Long. “Tayangan 3D akan menghadirkan kedalaman suasana pada tayangan yang belum ada pada siaran tradisional,” ucapnya.
Dengan mulai meningkatnya jumlah peredaran pesawat televisi 3D di Inggris, Sky berjanji untuk menayangkan secara rutin siaran langsung liga primer Inggris secara 3D di ratusan pub lainnya, mulai musim panas ini.
Untuk penonton di rumah, sekitar 1,6 juta pelanggan Sky+HD (angka terakhir pada September 2009), akan dapat menikmati tontonan 3D tanpa biaya tambahan.Malam nanti, Sky akan menyiarkan dua tayangan, yakni tayangan untuk pelanggan Sky Sports tradisional, dan satu tayangan lagi yang berbasis 3D. Dua tim komentator, dua kru kamera, dan dua tim produksi akan menyiapkan dua tayangan tersebut secara simultan.
Sebelum ini, Sky telah mengembangkan sistem 3D mereka selama dua tahun, dan tim mereka bahkan telah berguru ke Amerika, mengunjungi James Cameron, pionir pembuat sinema 3D modern, Avatar.
31 Januari 2010
Sky Sports Tayangkan Siaran 3D Pertama
30 Januari 2010
Peragaan Pembobolan ATM Tidak Melanggar Kode Etik
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat akhirnya menyatakan peragaan cara membobol ATM di dua stasiun televisi swasta tidak melanggar kode etik. Inilah penilaian yang tepat. Bukan hanya karena peragaan yang ditampilkan itu memang tidak masuk kategori pelanggaran etika penyiaran, tapi juga dari peragaan tersebut masyarakat mendapat informasi yang sangat berguna.
Kontroversi soal etika penayangan peragaan itu muncul setelah Markas Besar Kepolisian membawa kasus penayangan itu ke KPI Pusat. Pihak Polri, yang diwakili Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Edward Aritonang, beralasan tayangan seperti itu akan mengilhami orang untuk meniru cara membobol ATM.
Polisi kemudian meminta KPI memberi “fatwa”. Jika benar menurut KPI, tayangan itu melanggar kode etik dan mengandung unsur pidana, polisi akan memprosesnya.
Entah kebetulan atau tidak, sebelum polisi membawa masalah ini ke KPI, Roy Suryo, anggota DPR dari Partai Demokrat, gencar mempersoalkan tayangan tersebut. Roy, yang oleh media dianggap sebagai pakar telematika, juga mempersoalkan kompetensi Ruby Alamsyah, ahli teknologi informasi yang diminta oleh televisi memperagakan cara pembobolan.
Sejatinya tak ada yang perlu dicemaskan dari peragaan itu. Dalam tayangan tersebut, Ruby diminta oleh pembawa acara televisi menunjukkan bagaimana skimmer (alat untuk mengkloning data-data kartu) digunakan untuk membobol ATM. Juga diperagakan bahwa, begitu dikloning, kartu palsu bisa digunakan menarik uang dari ATM.
Ada banyak nilai informasi dari peragaan ini. Misalnya, betapa mirip skimmer dengan slot tempat memasukkan kartu di ATM sehingga nasabah kesulitan membedakannya. Pemirsa juga jadi sadar bahwa pembobol harus memasang kamera tersembunyi untuk merekam nomor PIN (personal identification number). Tak banyak pemirsa tahu kamera itu begitu kecil sehingga bisa disembunyikan di kotak brosur di sekitar ATM.
Itu sebabnya, langkah polisi mengadukan peragaan pembobolan ATM itu berlebihan. Polisi seolah lupa bahwa pada 2003 Kepolisian Daerah Bali pernah meminta Ali Imron, salah satu pelaku pengeboman di Bali, memperagakan kepada media cara merakit bom dengan alat-alat sederhana dan bahan yang dijual bebas. Justru tayangan seperti inilah yang seharusnya dicegah, karena memberikan petunjuk ke publik betapa mudahnya membuat bom mematikan.
Tayangan peragaan pembobolan ini mestinya juga menjadi pelajaran bagi pihak perbankan. Baru sekarang masyarakat panik karena maraknya pembobolan ATM. Padahal aksi sporadis pembobolan sudah berlangsung lama. Andai saja pihak bank sejak dini melakukan sosialisasi ke publik tentang modus dan alat-alat yang digunakan oleh para pembobol, nasabah tentu akan lebih berhati-hati. Maka, gelombang pembobolan pun bisa dicegah.
Sosialisasi dan proses membangkitkan kewaspadaan publik seperti dilakukan kedua televisi itulah yang mestinya dilakukan pihak perbankan. Tak perlu takut bahwa, karena sosialisasi itu, publik jadi bertanya-tanya dan cemas akan nasib uangnya di bank. Justru dengan adanya sosialisasi, para nasabah jadi yakin bahwa bank memang serius mengamankan uang nasabahnya. (Tempo)
29 Januari 2010
KPI dan Dewan Pers Nilai TV One dan Metro TV Tidak Langgar Kode Etik
Komisi Penyiaran Indonesia dan Dewan Pers menilai tayangan Metro TV dan TV One yang menunjukkan cara pembobolan rekening melalui ATM bank BCA beberapa waktu lalu tidak melanggar kode etik. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara usai mediasi antara Metro TV, TV One dengan Roy Suryo dan Polda Metro.
Dalam mediasi di kantor KPI yang dipimpin Ketua KPI Pusat, Sasa Djuarsa kemarin, (28/01) Pemimpin Redaksi Metro TV, Elman Saragih menyatakan, "niat utama Metro TV adalah agar kejadian ini tidak terulang. Kita tidak mau lagi ada masyarakat yang menjadi korban." Selain itu, kami juga menunjukkan cara-cara menghindari pembobolan, tambah Elman.
Selanjutnya perwakilan Metro TV lainnya yang hadir, Makruz juga menyatakan atas nama legitimate transaction bank tidak mau bertanggungjawab dan mengabaikan konsumen. "Untuk itu, kita menunjukkan bagaimana pembobolan dilakukan agar seolah-olah transaksi yang terjadi adalah legitimate transaction", ujar Makruz.
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo dan Polda Metro Jaya mengadukan Metro TV dan TV One ke KPI karena menunjukkan cara membobol bank.Anggota KPI Pusat, M. Riyanto meminta TV untuk terbuka terhadap masukan dan mengembagkan self sensorship. Masyarakat punya hak untuk menjawab dan Polri punya kepentingan proses penyidikan dan penyelidikan yang dilakukannya tidak terganggu.
Untuk itu, lanjut Riyanto, perlu ada formulasi agar kepentingan ini tidak saling mengganggu, dan ini bagian yang menjadi edukasi. Diharapkan, mediasi seperti ini menjadi standar dalam penyelesaian masalah. Selain Riyanto, juga hadir dalam pertemuan ini, Wakli Ketua KPI Pusat Fetty Fajriati dan Anggota KPI Pusat Amar ahmad.
24 Januari 2010
Berita Menggeser Sinetron
Sinetron dan ajang kontes idola mulai tergeser oleh tayangan berita dalam enam bulan terakhir ini. Hal ini terungkap dari hasil ”tracking poll” yang dilakukan ”Kompas” pada November 2009 terhadap pemilik telepon di 33 kota besar di Indonesia.
Jika pada polling yang dilakukan pada Juni 2008 tayangan yang paling sering ditonton responden pemirsa televisi adalah berita dengan menyedot penonton sebesar 30,4 persen, maka pada polling tahun ini melonjak menjadi sekitar 46 persen responden. Sinetron yang tahun 2008 paling sering ditonton oleh 21,4 persen responden saat ini berkurang menjadi sebesar 20,4 persen.
Adapun ajang kontes idola—yang pada tahun 2008 berada di peringkat ketiga di bawah sinetron dengan menyedot penonton sebanyak 14,3 persen responden—sekarang sama sekali tidak ada yang dipilih responden. Selain karena antusiasme penonton yang semakin menurun dalam menonton acara-acara sejenis itu, kemungkinan lain disebabkan karena dalam enam bulan terakhir ini tidak banyak acara ajang kontes idola yang digelar di televisi dalam negeri.
Melonjaknya persentase responden yang memilih berita sebagai tayangan televisi yang paling sering ditonton (46 persen) ini cukup fenomenal. Bagaimana tidak, dari dua polling yang diadakan Kompas sebelumnya, yakni pada Desember 2007 dan Juni 2008, kendati berita tetap menduduki peringkat pertama sebagai tayangan yang paling sering ditonton oleh responden, persentasenya tahun 2007 hanya 35,9 persen, bahkan menurun pada Juni 2008 menjadi hanya 30,4 persen.
Program berita yang paling sering ditonton responden sepanjang Juni-November 2009 adalah Kabar Petang dari TV One (7,9 persen), diikuti Seputar Indonesia produksi RCTI (5,6 persen), Metro Hari Ini produksi Metro TV (4,7 persen), dan Liputan 6 SCTV (4 persen).
Ada beberapa hal yang menjadi pendorong semakin tingginya antusiasme masyarakat menonton program-program berita di televisi belakangan ini. Dari sisi berita, dalam satu tahun terakhir ini banyak peristiwa di Tanah Air yang menyita perhatian publik. Mulai dari gempa bumi di Jawa Barat dan Padang; terorisme, baik aksi teror pemboman hotel JW Marriott maupun drama penangkapan gembong teroris Noordin M Top dan kawan-kawan oleh polisi; kasus pembunuhan yang melibatkan mantan Ketua KPK Antasari Ashar; kasus-kasus politik dan korupsi, seperti pemilu legislatif, pemilu presiden, hingga pelantikan presiden dan pembentukan kabinet.
Peristiwa mutakhir yang menyedot perhatian masyarakat adalah kasus Chandra-Bibit, yang lebih dikenal dengan perseteruan ”cicak vs buaya”, serta pemeriksaan Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century.
Dari sisi media, stasiun televisi yang memosisikan dirinya sebagai televisi berita, seperti Metro TV dan TV One, berusaha semakin agresif dan total dalam meliput dan menyajikan berita-berita yang menjadi perhatian besar di masyarakat. Selain berusaha untuk menjadi yang tercepat dalam meliput suatu peristiwa, mereka juga berusaha untuk meliput secara detail dari waktu ke waktu melalui siaran langsung yang kadang menyita waktu lama. Contohnya, siaran langsung drama penyergapan teroris Ibrohim di Temanggung, Jawa Tengah, dan siaran langsung pemeriksaan saksi oleh Pansus DPR tentang Hak Angket Bank Century.
Faktor lain yang juga mungkin memengaruhi antusiasme publik menonton berita di televisi adalah dari sisi publik sendiri. Saat ini kemajuan teknologi informasi dan multimedia sudah memengaruhi perilaku dan gaya hidup masyarakat. Informasi yang serba cepat bahkan real time yang sekarang terakomodasi oleh teknologi informasi dan komunikasi mutakhir sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan bagi sebagian masyarakat.
Dikemas sebagai hiburan
Faktor lain yang diyakini semakin meningkatkan animo pemirsa televisi menonton program berita adalah cara pengemasan yang cenderung lebih populer dan menghibur. Berita dikemas dengan gaya yang santai, pembawa beritanya pun berpenampilan menarik, usia muda, cantik, ganteng dengan gaya bahasa dan penyampaian yang tidak kaku. Selain itu, bentuk dan isinya pun lebih beragam.
Konsep berita yang dikemas sebagai sebuah hiburan ini juga tecermin gaya dialog atau wawancara yang dilakukan pembawa acara yang terkadang menyentil, galak, blakblakan, bahkan terkadang terkesan memojokkan narasumber. Namun sayangnya, tujuannya lebih untuk menghibur atau memuaskan emosi penonton ketimbang mendudukkan persoalan yang sebenarnya.
Acap kali terjadi, kemampuan stasiun televisi mendatangkan narasumber yang berkompeten tidak diimbangi kemampuan pembawa acara menggali persoalan. Akibatnya, kendati bisa menghadirkan narasumber yang hebat, dialog yang terjadi menjadi tidak fokus karena pembawa acara tidak bisa menggali informasi yang menukik. (Litbang Kompas)
19 Januari 2010
Durasi Iklan TV Indonesia Selama Tahun 2009 Naik 5 Persen
Hasil survei dari Nielsen menunjukkan iklan menghabiskan waktu yang lebih lama di layar televisi di tahun 2009, naik 5 persen dari tahun sebelumnya.Ada lebih dari 21.000 jam total iklan yang tayang di 2009, atau setara dengan 57 jam perhari.Sementara total durasi program adalah 202.901 jam selama tahun 2009. Artinya rata-rata durasi program iklan di 2009 sekitar 555 jam perhari, ada 10 persen iklan dari total program di 2009.
"Lebih dari Rp 29 triliun pengeluaran untuk iklan di televisi, sekitar Rp 16 triliun di koran, dan lebih dari Rp 1 triliun di majalah dan tabloid," ucap Senior Manager Media Nielsen, Maika Randani di kantornya, Mayapada Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (19/1/2010).
Kenaikan pengeluaran untuk iklan TV posisi teratas ditempati sektor komunikasi yaitu Rp3,8 triliun, disusul oleh sektor pemerintahan dan politik dengan belanja iklan Rp3,6 triliun, naik 64 persen dari tahun 2008 sebesar Rp2,2 triliun. "Kenaikan di sektor politik berkaitan dengan adanya kampanye pemilu di awal 2009," kata Maika Menurut Maika, untuk tren lima tahun ke depan TV masih akan menjadi media favorit pengiklan.
18 Januari 2010
MUI Dorong Umat Islam Dirikan TV
Hasil pertemuan MUI Se-Sumatera yang menginginkan agar Majelis Ulama Indonedia (MUI) Pusat mendirikan sebuah stasiun TV dinilai sangat tepat oleh salah satu Ketua MUI KH. Cholil Ridwan. Dia menegaskan wacana TV untuk umat Islam ini telah lama didiskusikan. “Kita tidak saja mendesak untuk memiliki stasiun TV, bahkan kita telah terlambat memilikinya. Seharusnya TV ini sudah ada sejak lama,” tegasnya kepada salah media Islam, saat ditemui di kampus Pesantren Husnayain Jakarta Timur.
Menurut Cholil, MUI terhitung terlambat mengusulkan ini, sebab jika dihitung umat Islam yang mayoritas, seharusnya telah memiliki stasiun TV sejak lama. “Umat Islam hingga saat ini masih belum punya. Padahal dari segi kuantitas di Indonesia kita mayoritas, tetapi faktanya dalam hal-hal yang sifatnya strategis untuk pencerdasan umat seperti stasiun TV ini, kita selalu ketinggalan,” imbuhnya.
“Rencana pendirian TV untuk umat Islam ini telah lama dibicarakan. Akan tetapi setelah melihat historis terbentuknya, tujuan dan fungsi MUI itu sendiri, maka pendiriann TV oleh MUI dinilai kurang pas. Akhirnya setelah melalui diskusi panjang, diputuskan bahwa MUI hanya bisa membackup, mendorong, dan memfasilitasi umat Islam yang ingin merealisasikan ide itu,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa MUI tidak bisa langsung terjun dalam ranah-ranah eksekusi, seperti harus mendirikan TV, berdakwah secara praktis, dan lain-lain. MUI hanya bisa mendorong dan mengembangkan ide-ide strategis yang dibutuhkan untuk pembinaan dan pencerdasan umat Islam.
Selain itu disebutkan pula bahwa mendirikan TV bukan langkah yang mudah, sekalipun bukan tidak mungkin untuk diwujudkan. “Mau mendirikan TV itu mudah, tinggal melengkapi persyaratan izinnya. Namun kita sering kewalahan ketika harus mengembangkannya,” jelasnya.
Bagi Cholil, TV merupakan unit usaha yang tentu tidak bisa beroperasi tanpa dukungan materi yang memadai. Pendirian TV bisa terlaksana jika elemen strategis dalam masyarakat Muslim memiliki satu kesepakatan bersama bahwa TV ini perlu untuk didirikan.
Hal semacam ini tentu tidak bisa dilimpahkan secara mutlak kepada MUI. Perlu ada sinergitas umat. Oleh karena itu, Cholil memberikan peluang kepada ormas Islam untuk duduk bersama merespon usulan hasil pertemuan MUI Se-Sumatera. Sebab dengan kebersamaan ormas Islam, sesuatu yang berat dapat menjadi ringan karena problem besar itu dipikul secara bersama-sama.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Se-Sumatera mengusulkan kepada MUI Pusat untuk mendirikan stasiun televisi bernuansa religius untuk mengantisipasi perkembangan media elektronik yang dapat merusak akidah moral Islam.
Salah satu hasil rumusan silaturahim umat Islam Se-Sumatera yang berakhir di Asrama Haji Medan kala itu, MUI Sumatera juga meminta kepada pemerintah c/q KPI untuk melarang siaran televisi yang menyiarkan pornografi, pornoaksi, maupun siaran yang merusak akidah dan siaran infortainment menyebar fitnah.
Usulan pendirian TV itu ditandatangani 7 Ketua MUI, yakni Prof Dr H Wajul Walidin Ak MA (NAD), Prof Dr H Mohd. Hatta (Medan), Prof Dr Hj Hayati Nizar (Sumbar), Mahfuzah Ismail S.Ag (Riau), H Mohd Ali AR (Kepri) dan H Abrar Zym S.Ag (NAD), serta Ketua Tim Perumus Dr H Maratua Simanjuntak didampingi sekretaris Drs H Syuaibun M.Hum. (KPI)
13 Januari 2010
TVRI Belum Bebas dari Beban Politik
Pembubaran dan penyatuan fungsi TVRI dan RRI mendapat kecaman dari sejumlah masyarakat sipil. Pembubaran TVRI dan RRI dianggap sebagai langkah mundur yang bukannya menyelesaikan fungsi lembaga penyiaran publik, tetapi akan menunjukkan bahwa TVRI belum terbebas dari beban-beban politik.
"TVRI belum terbebas dari beban-beban politik di masa lalu dan masa kini," tegas Deputi Direktur Yayasan Sains, Estetika, dan Teknologi (SET) Agus Sudibyo, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (13/1/2010). Beban masa lalu yang dimaksud, kata dia, adalah beban menjadi televisi milik pemerintah yang harus mendukung dan menyuarakan agenda-agenda politik pemerintah.
"Beban politik masa kini saya maksudkan adalah bahwa setiap rencana kebijakan muncul, setiap terjadi pergantian direksi atau dewan pengawas TVRI dan RRI, selalu didominasi oleh kepentingan-kepentingan politik pragmatis," kata Agus.
Partai-partai tersebut berebut menempatkan orang-orangnya di TVRI. Hal tersebut, lanjutnya, tidak kondusif bagi perkembangan TVRI, kecuali partai-partai tersebut benar-benar mempunyai konsep yang jelas untuk mengembangkan TVRI sebagai penyiaran publik, dan tidak sekedar memperebutkan jabatan strategis TVRI dengan pertimbangan kepentingan ekonomi atau politis tertentu.
"Bukan rahasia lagi bahwa TVRI sering diminta untuk secara tidak proporsional memberitakan acara resmi tertentu," pungkasnya. (Kompas)
12 Januari 2010
KPID Cabut Izin Siaran TPI di Jawa Tengah
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Jawa Tengah telah merekomendasikan agar Menteri Komunikasi dan Informatika segera mencabut izin siaran stasiun Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) di Jawa Tengah. "TPI tidak memiliki iktikad mengurus izin stasiun televisi berjaringan sehingga izin siarannya di Jawa Tengah layak dicabut," kata Kepala Bidang Perizinan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah Hary Wiryawan kepada Tempo, Minggu (10/1).
KPI Daerah telah mengirimkan surat permintaan pencabutan itu kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. KPI Daerah meminta agar Kementrian Komunikasi dan Informatika melaksanakan aturan dengan konsisten. "Harus tegas, kalau tidak stasiun televisi akan enak-enakan terus," kata Hari.
Hary menyatakan TPI menjadi satu-satunya stasiun televisi nasional yang hingga batas akhir pelaksanaan sistem stasiun berjaringan pada 28 Desember belum juga mengajukan permohonan izin. Sedangkan stasiun televisi lain tidak dicabut izin siarannya karena mereka telah beriktikad baik melaksanakan sistem berjaringan yang sesuai amanat Undang-undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 itu.
"Meski mereka belum bisa melakukan sistem berjaringan tapi setidaknya sudah mengajukan izinnya," kata Dosen Ilmu Komunikasi ini. Stasiun itu adalah Trans TV, Trans 7, TV One, ANTV, Metro TV, RCTI, Global TV, SCTV, dan TVRI.
KPI Daerah masih terus meneliti kelengkapan berkas yang diajukan para pengelola sembilan stasiun tersebut. Dari sembilan stasiun itu, yang prosesnya sudah selesai adalah TV One, Trans TV, dan Trans 7. "Mereka sudah mengajukan izin sudah lama," katanya. Sedangkan lainnya masih harus memperbaiki berkas karena belum lengkap.
Dari pantauan Tempo, hingga kini stasiun TPI masih beroperasi siaran di Jawa Tengah. Hary menyatakan saat ini KPI Daerah masih menunggu ketegasan dari Depkominfo. "Kami akan terus mendesak kepada Menkominfo," kata Hary.
Jika nanti izin TPI di Jawa Tengah sudah dicabut maka frekunsi yang selama ini digunakan TPI akan kosong. Nantinya, frekuensi atau kanal itu akan diambil alih oleh pemerintah. Selanjutnya, frekuensi akan dikompetisikan kepada para pemohon izin siaran. Para pemilik stasiun akan ramai-ramai mengajukan izin untuk merebut frekuensi bekas milik TPI tersebut.
Sistem televisi berjaringan mengharuskan stasiun-stasiun televisi yang berlokasi di Jakarta, jika menginginkan siarannya dapat diterima di daerah tertentu, harus bekerja sama dengan televisi yang ada di daerah bersangkutan. Sistem ini harus diberlakukan mulai 28 Desember 2009.
Televisi nasional dapat bertindak sebagai induk stasiun jaringan dan televisi lokal bertindak sebagai anggota stasiun jaringan, stasiun induk bertindak sebagai koordinator yang siarannya di-relay oleh anggota (Pasal 34 ayat 1 dan 2 PP Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta).
Semangat dasar dari televisi berjaringan adalah terpenuhinya aspek keragaman kepemilikan dan materi acara serta menumbuhkan kearifan lokal. Aturan ini terdapat dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. (Tempo Interaktif)
11 Januari 2010
Demo Karyawan Hadang HUT Indosiar ke 15
Manajemen Indosiar menghadapi aksi demo yang akan dilakukan oleh ratusan karyawannya bertepatan dengan hari ulang tahun ke-15 stasiun TV swasta tersebut pada 11 Januari. "Kami sudah antisipasi. Mereka sudah minta izin mau melakukan demo. Ada sekitar 200 orang karyawan yang mau unjuk rasa. Tidak apa-apa asal mengikuti prosedur yang berlaku," kata Handoko, Direktur Utama PT Indosiar Visual Mandiri di sela-sela media gathering HUT ke-15 Indosiar, hari ini.
Menurut dia, manajemen sudah mengetahui rencana aksi unjuk rasa tersebut. Sejauh ini tidak jadi masalah. Dia menuturkan pemicu demo tersebut karena sebagian karyawan minta kenaikan gaji, dengan sistem pukul rata. "Sementara manajemen memberlakukan kenaikan gaji bagi karyawan tersebut, melalui dua hal yaitu berdasarkan evaluasi kinerja masing-masing karyawayan yang dinilai oleh atasannya [key performance indicator/KPI], dan melihat kondisi keuangan perusahaan saat itu," tuturnya. Selama ini, jelasnya, manajemen sudah menerapkan ketentuan upah minimum standar UMR, upah lembur, dan lainnya, sesuai dengan peraturan Depnaker. Saat ini, katanya, total jumlah karyawan Indosiar mencapai 1.500 orang. "Gaji mereka di sudah di atas rata-rata. Boleh dibandingkan dengan gaji stasiun televisi swasta lainnya. Kami memberi karyawan dengan upah yang layak dan cukup tinggi," ujar Handoko.
Sumber wartawan mengungkapkan salah satu penyebab demo tak lain tidak ada kenaikan gaji dalam kurun waktu yang lama. "Hampir 7 tahun gaji kami tidak naik," jelasnya.
Menyinggung target pendapatan Indosiar 2009, dia mengatakan belum dihitung. "Saya kira sampai Desember sudah bisa positif. Namun, pada September masih negatif dengan nilai kerugian senilai Rp.9 miliar," ujarnya. Untuk 2010 ini, Handoko belum berani menyebutkan berapa target kenaikan yang hendak dicapai. "Masih terlalu pagi. Kami belum menghitung hasil pendapatan 2009," kilahnya.
Sementara untuk menyambut HUT ke-15, Indosiar akan menampilkan acara berformat variety show bertajuk Semarak Fantasi 15. Dalam acara akbar tersebut dibuat panggung multimedia Giant LED berupa layar tipis berukuran besar, lengkap dengan permainan lighting yang spektakuler, dan menampilkan grup band papan atas. "Kami juga menampilkan koreografer kolosal. Acara ini akan disiarkan langsung 11 Januari pukul 19.00 WIB dari dua studio," kata Triandy Suyatman, Direktur Program Indosiar. Biaya untuk acara HUT ini, katanya, tidak sebesar acara HUT televisi swasta lainnya. "Sebab, kami memproduksi sendiri semua acara tersebut. Jadi anggaran lebih kecil, tapi hasilnya lebih besar," kilahnya tanpa menyebutkan angka. Dia menuturkan dalam rangkaian ulang tahun ini, pihaknya memberi kesempatan kepada pemirsa yang berulang tahun bertepatan dengan HUT Indosiar. "Mereka bisa mengkuti acara spesial Happy Song 11. Syaratnya pria/wanita semua umur dan harus mendaftar melalui happysong11@indosiar.com," ujar Triandy. Selain itu, tambahnya, juga ada Sepedaria 2010 yang diadakan pada 24 Januari. Start dan finish di Parkir Timur Senayan Jakarta. "Kami membuka seluasnya kepada masyarakat untuk ikut, karena banjir hadiah. Seperti tahu-tahun lalu pesertanya sampai 7.000 orang," ujarnya. Pada hari H tersebut, katanya, Indosiar menayangkan beberapa acara spesial selain Semarak Fantasi 15, FTV Lovely 15, Happy Song 11, dan film-film box office dalam gelar film Indosiar. (bisnis.com)
08 Januari 2010
Program Acara TV Turki : Jadikan Pemeluk Atheis Percaya Agama dan Tuhan
Apa yang akan terjadi ketika anda menempatkan seorang Imam Muslim, seorang pendeta Nasrani, seorang Rabbi Yahudi dan pendeta Budha dalam sebuah ruangan dengan 10 orang Atheis?
Dalam sebuah salah satu acara reality show nya, stasiun TV Kanal T berharap mendapat sebuah jawaban dari keberhasilan program acara yang akan mereka siarkan. Ide program acara ini adalah, para pemain yang memiliki agama diharapkan bisa merubah pemahaman dari pemain yang lain yang atheis tidak percaya Tuhan dan agama menjadi orang yang percaya kepada Tuhan dan agama.
Hadiah yang akan didapat bagi pemain yang bisa merubah pemahaman para pemain yang atheis adalah berziarah ke tempat suci agama mereka masing-masing, Islam ke Makkah, kunjungan ke Vatikan bagi yang Nasrani, Yahudi ke Yerusalem serta ke Tibet bagi yang beramana Budha.
Namun otoritas keagamaan Islam dari negara sekuler Turki mempermasalahkan format dari game reality show ini, dan pejabat direktorat keagamaan Turki menolak untuk menyediakan seorang Imam untuk ditampilkan dalam acara reality show tersebut.
"Melakukan program acara televisi seperti ini hanya untuk kepentingan naiknya rating merupakan tindakan yang tidak menghormati dan melecehkan agama. Agama seharusnya tidak menjadi subjek untuk program hiburan," kata dewan tertinggi urusan keagamaan Turki - Hamza Aktan kepada kantor berita Anatolian setelah rencana program acara televisi itu muncul.
Pembuat acara game reality show "Penitents Compete" menolak tuduhan bahwa program acara yang mereka bikin dan akan tayang pada bulan September nanti akan merendahkan dan melecehkan agama.
Kami akan memberikan hadiah terbesar di dunia, yaitu hadiah mendapat hidayah untuk percaya kepada Tuhan, kata pimpinan eksekutif stasiun TV Kanal T Seyhan Soylu kepada Reuters. "Kami sama sekali tidak menyetujui orang yang menjadi atheis," ujar soylu.
Projek acara televisi ini memfokuskan perhatian pada masalah identitas keagamaan di negara Turki yang merupakan anggota Uni Eropa.
Dilaporkan telah 200 orang yang mendaftar untuk ikut dalam program acara game reality show ini dan 10 kontestan akan mulai dipilih pada bulan depan. Sebuah tim theologi akan memastikan bahwa peserta adalah benar-benar atheis yang akan ikut dalam acara ini. (berbagai sumber)
Momen Piala Dunia, Produsen TV Berlomba di 3D
Tak hanya Sony yang akan menghadirkan pertandingan Piala Dunia 2010 dalam format 3D (tiga dimensi). LG dan Samsung pun diprediksi akan mengajak para penonton 'terjun' langsung menyaksikan Piala Dunia 2010.Di ajang Consumer Electronics Show di Las Vegas, Sony, LG dan Samsung memamerkan produk terbaru mereka, yaitu televisi 3D. Produk ini disebut-sebut akan segera hadir di AS dan Inggris dalam waktu dekat.Para produsen TV tersebut agaknya akan memanfaatkan momen Piala Dunia 2010 untuk memperkenalkan TV 3D mereka. Sejauh ini, memang baru Sony yang mengumumkan secara resmi akan menyiarkan Piala Dunia 2010 3D. Sejak Desember silam Sony telah mengumumkan bahwa pihaknya telah mendapatkan hak eksklusif untuk merekam dan menghadirkan pertandingan Piala Dunia 2010 dengan teknologi 3D.Memang tidak semua orang bisa menikmati tayangan tersebut. Pasalnya, Piala Dunia versi 3D yang dihelat di Afrika Selatan ini tidak akan disiarkan untuk televisi di rumah melainkan hanya bisa disaksikan di booth acara FIFA di Berlin, London, Mexico, Paris, Rio de Janeiro, Roma dan Sydney pada Juni dan Juli 2010.ESPN, salah satu saluran olahraga terbesar di dunia menyebutkan akan mendukung dengan merekam 25 pertandingan Piala Dunia 2010 dalam format 3D.Namun masih belum bisa dipastikan, apakah siaran 3D ESPN tersebut akan bisa dilihat oleh penonton di luar AS dan Inggris atau tidak. Namun ESPN mengisyaratkan, format 3D Piala Dunia 2010 nampaknya hanya tersedia bagi penonton di dua wilayah tersebut. Demikian keterangan yang dikutip dari Telegraph, Rabu (6/1/2010).Konten 3D menjadi kian populer selama kurun waktu 2009 hingga sekarang, ditandai dengan film-film 3D populer seperti Avatar.Teknologi 3D diklaim menawarkan hal berbeda dari menonton biasa. Dalam siaran pertandingan Piala Dunia 2010 mendatang, penonton akan seolah berada langsung di lapangan hijau dan mendapatkan pengalaman menonton yang lebih seru. (okezone.com)
Read More ..07 Januari 2010
Menkominfo: KPI Harus Menindak Sinetron yang Tidak Mendidik
Hampir setiap hari kita disuguhkan tayangan sinetron yang di putar oleh beberapa stasiun TV swasta. Bahkan ada stasiun TV, 75% menayangkan acaranya berupa sinetron.
Dengan alur cerita yang bervariasi, mulai dari kehidupan rumah tangga hingga cerita cinta ABG yang tidak layak ditonton anak-anak. Hampir semua tayangan itu dinilai tidak mendidik, karena berpotensi merusak karakter bangsa.
Maraknya tayangan yang dinilai dapat merusak karakter bangsa tersebut membuat Menkominfo Tifatul Sembiring mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar segera bertindak tegas terhadap sejumlah stasiun televisi.
Pihaknya telah meminta kepada sejumlah pengelola televisi swasta untuk mengevaluasi kembali program tayangan yang dapat merusak karakter bangsa itu.
Memang, harus diakui bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia berkembang sangat pesat.
Namun, tidak semuanya baik, bahkan bisa merusak. Berdasarkan survei rating, pemirsa televisi Indonesia menempati posisi tertinggi dibandingkan Amerika Serikat, hal ini bisa dilihat dari lamanya durasi acara televisi yang ditonton.
Di Amerika, orang menonton televisi paling lama sekitar empat jam. Kalau di Indonesia bisa mencapai 4,5 jam. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat serapan masyarakat dari tayangan televisi didominasi oleh hiburan.
Di sisi lain, pihak stasiun TV swasta diminta untuk mempertimbangkan kembali penayangan acara-acara (film/sinetron) yang dinilai tidak mendidik.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa penayangan acara itu lebih banyak mempertontonkan hal-hal yang sangat bertentangan dengan budaya kita yang menjunjung tinggi kesopanan, misalnya adegan kekerasan.
Tayangan sinetron di televisi kita semakin tidak bernilai, kecuali hiburan murahan. Seharusnya para pembuat sinetron membuat sinetron yang memiliki aspek edukasi dan mengedepankan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Jadi jangan hanya mengejar rating saja, namun juga harus memperhatikan nilai-nilai dan etika yang berlaku di negara kita. (berbagai sumber)
05 Januari 2010
KPID Jatim: Tiga Televisi Jakarta Mesti Segera Buat Siaran Lokal
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Timur (Jatim), memperingatkan tiga televisi swasta yang bersiaran secara nasional untuk segera membuat siaran lokal.
“Semua televisi swasta nasional sudah membuat siaran lokal, tinggal tiga yang belum, yakni Trans TV, Trans 7, dan Global TV,” kata Ketua KPID Jatim, Fajar Arifianto Isnugroho, di Surabaya, Minggu (3/1).
Menurut Fajar, dua televisi swasta nasional yang bersiaran lokal sesuai tenggat waktu yang diberikan KPID Jatim pada 28 Desember 2009 adalah ANTV dan TV One, sementara yang lain, seperti RCTI, SCTV, Indosiar, Metro TV, dan TPI sudah lebih dulu.
“Kami sangat mengapresiasi ANTV dan TV One yang sudah bersiaran lokal sesuai komitmen bersama, sedangkan untuk tiga televisi nasional yang belum, kami harapkan Januari ini sudah melaksanakannya,” kata mantan koresponden stasiun televisi swasta nasional itu.
Demikian juga dengan pembentukan badan hukum lokal, semua televisi swasta nasional yang berjumlah 10 itu sudah menyanggupinya. “Untuk badan hukum di Surabaya mereka, menyanggupinya bulan ini, sedangkan untuk daerah lainnya, yakni Malang, Madiun, Kediri, Pacitan, Bojonegoro, Jember, Situbondo, Banyuwangi, Madura, dan Trenggalek, mereka akan menyesuaikan,” papar Fajar.
Sistem Stasiun Berjaringan dengan kewajiban bersiaran lokal dan pembentukan badan hukum lokal itu, sesuai tenggat waktu pada 28 Desember 2009, menurut dia, telah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Kominfo Nomor 43 Tahun 2009.
Dalam Permen itu disebutkan, setiap televisi swasta nasional wajib menyiarkan tayangan lokal minimal 10 persen dari total jam siaran nasional. “Sebanyak 30 persen dari siaran lokal itu harus ditayangkan pada saat ‘prime time’ (jam utama yang biasanya ditonton banyak orang). Jadi tayangan lokal itu tidak sembarangan ditayangkan,” ujar Fajar. (Harian Surya)
04 Januari 2010
13,3 Persen Tayangan Televisi Merusak Moral
Tayangan televisi saat ini dinilai hanya mementingkan nilai komersil, tanpa memikirkan nilai edukasi. Karenanya, Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan melakukan pengawasan ketat terhadap siaran-siaran televisi saat ini.“Berdasarkan hasil survei, 13,3 persen atau 10 dari 75 tayangan televisi di Indonesia bermasalah. Tayangan itu dinilai dapat merusak moral bangsa jika terus-menerus dipertontonkan kepada masyarakat,” kata Menkominfo Ir Tifatul Sembiring saat bersilaturahim dengan Dinas Kominfo Sumut di Hotel Grand Angkasa Jalan Sutomo Medan, Sabtu (2/1). Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho dan Kadis Kominfo Pemprov Sumut Drs Eddy Syofian MAP. Tifatul mengungkapkan, untuk mengantisipasi agar moral bangsa tak dirusak oleh tayangan televisi yang tak mendidik tersebut, Depkominfo akan melakukan pembicaraan dengan para pemilik stasiun televisi di Indonesia. “Kita minta dan harapkan KPI berani. Karena selama ini kita mengerti bahwa televisi swasta berorientasi komersil. Untuk itu, mereka selalu melakukan hal sensional untuk ditampilkan ke publik. Agar masing-masing memiliki daya tarik. Tapi ini harus dikontrol,” tegasnya. Ketua MUI Kota Medan, Prof Muhamamd Hatta mewakili Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Utara di sela-sela acara mengatakan, adapun di antara acara tayangan televisi yang tidak layak dan dapat merusak moral bangsa seperti tayangan infotainmen, reality show, yang menampilkan cerita-cerita yang tak senonoh, film-film yang menamapakkan aurat perempuan dan cerita yang membongkar aib seseorang. Hatta menilai, tayangan-tayangan televisi tersebut tak memiliki kualitas, malah dikhawatirkan akan berdampak pada moralitas bangsa. “Sedangkan produksi dalam negeri kita saja seperti sinetron sangat buruk dan parah sekali. Tayangan yang disuguhi tidak berkualitas. Bagaimana membangun karakter bangsa dengan tayangan itu. Karena lebih banyak menceritakan soal mistik, perselingkungan dan aib orang. Inikan akan mengkikis budaya timur kita,” cetusnya. (Riau Pos)
Read More ..01 Januari 2010
Trend Televisi Tahun 2010
Diawal tahun ini, jika Anda mampir ke toko-toko elektronik, Anda bisa melihat begitu banyak model televisi dengan berbagai teknologi yang canggih. Mulai dari televisi tabung, LCD, LED, sampai plasma. Lantas bagaimana dengan 2010 ini?
Pakar mengatakan bahwa dunia teknologi televisi tak akan berhenti berinovasi dan menawarkan teknologi-teknologi baru pada tahun depan. Inilah sepuluh tren yang bakal meramaikan industri televisi pada tahun depan.
Televisi LCD dengan cahaya latar LED
Selama ini cahaya latar televisi didominasi CCFL atau panel lampu pijar. Namun, teknologi lama ini lebih boros listrik ketimbang LED. Di samping itu, kedalaman cahaya LED lebih tinggi serta lebih ramah lingkungan ketimbang CCFL. Satu-satunya masalah adalah harganya masih tinggi. Namun, pakar menilai tahun depan harga televisi LED akan turun bersamaan dengan naiknya permintaan dan lebih banyak vendor yang masuk ke pasar itu.
Angka Refresh 240 Hz.
Televisi berdefinisi tinggi awalnya memiliki angka refresh 60 Hz. Kemudian lahir 120 Hz. Sony kemudian meluncurkan versi 240 Hz, yakni Bravia XBR9, yang diikuti vendor lain, seperti Samsung dan LG. Angka 240 Hz sebetulnya kontroversial lantaran perbedaannya dengan 120 Hz tak terlalu kentara. Ia hanya bisa sedikit terdeteksi bila televisi menampilkan tayangan kecepatan tinggi, seperti video game atau olahraga. Harga televisi versi 240 Hz tentu lebih mahal. Rata-rata televisi 40 inci dengan angka refresh itu dibanderol US$ 2.800, jauh lebih mahal ketimbang versi 120 Hz yang hanya US$ 1.651.
TV Internet
Pada Januari 2009, Sony memperkenalkan Bravia XBR9 dengan layanan Internet. Vendor lain, seperti Samsung, Vizio, Sharp, Panasonic, dan LG, mengikutinya. Dengan layanan tersebut, kita bisa mengakses berita keuangan dan video Yahoo! melalui mesin widget Yahoo!. Pada 2010, akan lebih banyak lagi vendor yang menyediakan layanan ini.
Content Internet Lebih Banyak
Dengan terlibatnya Netflix, Blockbuster, dan Amazon, yang menyediakan layanan streaming film berlangganan via Internet, diperkirakan pada 2010 lebih banyak lagi content dari Internet yang bisa diakses di televisi. Lebih banyak lagi widget untuk musik, permainan, dan content lainnya. Namun, memang, pengguna belum bisa melakukan selancar penuh seperti di layar komputer.
Resolusi 2.160p
Ini adalah resolusi yang jauh lebih tinggi ketimbang 1.080p dan 720p. Angka ini mampu menghasilkan resolusi 3.840 x 2.160 piksel. Di samping lebih jernih, layar 2.160p bisa dipecah menjadi empat layar, masing-masing memiliki resolusi 1.080p.Saat ini, televisi 2.160p memang belum bisa dimiliki kebanyakan orang lantaran harganya mahal. Sejauh ini tokoh yang sudah memilikinya antara lain Bill Gates dan Oprah Winfrey. Bayangkan saja, model televisi 2.160p dari Samsung dan Westinghouse Digital dibanderol US$ 50 ribu. Buatan Sony malah bercokol di harga US$ 76.583.
Makin Tipis
Televisi OLED diperkirakan bisa menggantikan LCD. Pasalnya, televisi OLED lebih hemat listrik, lebih tipis, dan bahkan bisa digulung. Diperkirakan revenue dari panel OLED akan meningkat drastis dari US$ 10 juta pada 2009 ke angka US$ 1,8 miliar pada 2015. Namun, meski angka panelnya tinggi, pengapalan unit televisinya sendiri masih kecil bila dibandingkan dengan LCD.
Tantangan dalam mewujudkannya ke dalam unit serta produksi yang terbatas pada akhirnya membuat televisi OLED masih kecil ukurannya serta mahal harganya. Harga rata-rata televisi OLED 11 inci saat ini adalah US$ 2.500. Bandingkan dengan LCD 40 inci yang harganya US$ 704 saja.
TV Laser
Ini adalah kategori baru bernama televisi proyektor, yang tak membutuhkan layar kaca, melainkan pancaran laser untuk menayangkan gambar. Beberapa produk saat ini sudah bisa menghasilkan gambar 3D.
3D (Tiga Dimensi)
Lahirnya spesifikasi baru dari Blu-ray Disc Association akan mendorong makin luasnya pemakaian 3D pada panel LCD, plasma, dan OLED. Memang, detail spesifikasi itu sendiri belum jelas. Misalnya, belum diketahui apakah spesifikasi ini tak membutuhkan goggle (kacamata khusus 3D).Adapun pengembangan panel layar yang bisa bebas dari goggle masih terhalang problem harga dan teknis. Philips adalah salah satu vendor yang menyerah untuk membuatnya. Meski begitu, pakar memperkirakan televisi 3D ini bisa saja menjadi mainstream pada dua atau empat tahun lagi.
TV Plasma Lebar
Televisi plasma bisa dibikin selebar-lebarnya, bahkan lebih dari 100 inci. Namun, di beberapa tempat konsumsi listriknya sudah dianggap melampaui batas dan terlalu berisik karena memakai kipas. Tantangan pada 2010 adalah bagaimana membuat produk TV plasma yang lebih "hijau". Ramah LingkunganIsu ini akan semakin digarap serius oleh para pembuat televisi. Bagi pembuat panel CCFL, tantangannya adalah menciptakan tabung yang lebih rendah konsumsi listriknya. Adapun bagi pembuat LCD, OLED, dan TV laser, tantangannya adalah membuat material yang bebas racun, seperti merkuri. Tujuannya adalah mencapai standar Energy Star 4.0 atau RoHS di negara-negara Uni Eropa. (Berbagai sumber)
Kami mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2010" kepada seluruh pembaca Blog Dunia TV. Kita berharap acara-acara televisi di tahun ini akan semakin bermutu, baik itu berita, seniteron, kuis, infotainment maupun acara-acara hiburan lainnya. Televisi tetap kita butuhkan, tetap menjadi hiburan terbaik bagi masyarakat kita.
Read More ..