Tayangan televisi saat ini dinilai hanya mementingkan nilai komersil, tanpa memikirkan nilai edukasi. Karenanya, Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan melakukan pengawasan ketat terhadap siaran-siaran televisi saat ini.“Berdasarkan hasil survei, 13,3 persen atau 10 dari 75 tayangan televisi di Indonesia bermasalah. Tayangan itu dinilai dapat merusak moral bangsa jika terus-menerus dipertontonkan kepada masyarakat,” kata Menkominfo Ir Tifatul Sembiring saat bersilaturahim dengan Dinas Kominfo Sumut di Hotel Grand Angkasa Jalan Sutomo Medan, Sabtu (2/1). Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho dan Kadis Kominfo Pemprov Sumut Drs Eddy Syofian MAP. Tifatul mengungkapkan, untuk mengantisipasi agar moral bangsa tak dirusak oleh tayangan televisi yang tak mendidik tersebut, Depkominfo akan melakukan pembicaraan dengan para pemilik stasiun televisi di Indonesia. “Kita minta dan harapkan KPI berani. Karena selama ini kita mengerti bahwa televisi swasta berorientasi komersil. Untuk itu, mereka selalu melakukan hal sensional untuk ditampilkan ke publik. Agar masing-masing memiliki daya tarik. Tapi ini harus dikontrol,” tegasnya. Ketua MUI Kota Medan, Prof Muhamamd Hatta mewakili Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Utara di sela-sela acara mengatakan, adapun di antara acara tayangan televisi yang tidak layak dan dapat merusak moral bangsa seperti tayangan infotainmen, reality show, yang menampilkan cerita-cerita yang tak senonoh, film-film yang menamapakkan aurat perempuan dan cerita yang membongkar aib seseorang. Hatta menilai, tayangan-tayangan televisi tersebut tak memiliki kualitas, malah dikhawatirkan akan berdampak pada moralitas bangsa. “Sedangkan produksi dalam negeri kita saja seperti sinetron sangat buruk dan parah sekali. Tayangan yang disuguhi tidak berkualitas. Bagaimana membangun karakter bangsa dengan tayangan itu. Karena lebih banyak menceritakan soal mistik, perselingkungan dan aib orang. Inikan akan mengkikis budaya timur kita,” cetusnya. (Riau Pos)
04 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
benar harus segera dipanggil para pemilik stasiun tv, beri sangsi.mereka kan juga punya keluarga. apa mereka rela juga kel mereka rusak moral, apalagi bagi yang punya anak kecil sangat rentan pengaruhnya. diet tv mungkin juga terus dikampanyekan. maju terus pak menteri walau akan banyak tantangannya !!!
sepertinya lebih dari 50%...
menurut saya pribadi :)
maka akan lebih baik kalau diganti tv-tv di rumah hanya menampilakan tv islami yang jauh lebih baik...
ada banyak jasa pasang parabola yang sekarang menawarkan tv islami... beberapa di antaranya berisi channel makkah dan madinah
Posting Komentar