Pembubaran dan penyatuan fungsi TVRI dan RRI mendapat kecaman dari sejumlah masyarakat sipil. Pembubaran TVRI dan RRI dianggap sebagai langkah mundur yang bukannya menyelesaikan fungsi lembaga penyiaran publik, tetapi akan menunjukkan bahwa TVRI belum terbebas dari beban-beban politik.
"TVRI belum terbebas dari beban-beban politik di masa lalu dan masa kini," tegas Deputi Direktur Yayasan Sains, Estetika, dan Teknologi (SET) Agus Sudibyo, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (13/1/2010). Beban masa lalu yang dimaksud, kata dia, adalah beban menjadi televisi milik pemerintah yang harus mendukung dan menyuarakan agenda-agenda politik pemerintah.
"Beban politik masa kini saya maksudkan adalah bahwa setiap rencana kebijakan muncul, setiap terjadi pergantian direksi atau dewan pengawas TVRI dan RRI, selalu didominasi oleh kepentingan-kepentingan politik pragmatis," kata Agus.
Partai-partai tersebut berebut menempatkan orang-orangnya di TVRI. Hal tersebut, lanjutnya, tidak kondusif bagi perkembangan TVRI, kecuali partai-partai tersebut benar-benar mempunyai konsep yang jelas untuk mengembangkan TVRI sebagai penyiaran publik, dan tidak sekedar memperebutkan jabatan strategis TVRI dengan pertimbangan kepentingan ekonomi atau politis tertentu.
"Bukan rahasia lagi bahwa TVRI sering diminta untuk secara tidak proporsional memberitakan acara resmi tertentu," pungkasnya. (Kompas)
13 Januari 2010
TVRI Belum Bebas dari Beban Politik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar