The International News Safety Institute (INSI) mendukung ide himbauan kepada newsroom di seluruh dunia untuk mengheningkan cipta dalam rangka mengenang jasa-jasa lebih dari 1500 jurnalis dan staf media lainnya yang terbunuh dalam upayanya memberitakan peristiwa dan cerita selama 14 tahun terakhir.
UNESCO telah memberikan isyarat untuk menetapkan penghormatan tersebut mulai tahun ini dan setiap tahunnya pada World Press Freedom Day tanggal 3 Mei. Menurut UNESCO, ini dilakukan sebagai aksi protes terhadap pembunuhan para jurnalis dan sebagai dukungan untuk mengakhiri kekebalan hukum dari para pelaku pembunuhan.
Laporan hasil penyelidikan global yang dilakukan oleh INSI yang berjudul "Killing The Messenger", mencatat 1000 kematian terjadi antara tahun 1996 sampai dengan pertengahan 2006. Setelah tahun 2006, tercatat 500 jurnalis tewas dalam peliputan, dan mempertahankan rata-rata 2 kematian tiap minggunya.
INSI dan berbagai organisasi berita lainnya telah menemukan lebih dari delapan dari sepuluh kasus tidak pernah dibawa ke pengadilan.
"Hal ini adalah sesuatu hal mengerikan yang disembunyikan dari dunia pemberitaan," kata Direktur INSI Rodney Pinder. "Jumlah kematian tersebut sangat mengejutkan dan menjadi indikasi kegagalan pemerintah negara asal jurnalis dalam melindungi warga negaranya, banyak negara yang mengaku telah berkomitmen memberi kebebasan untuk berekspresi tetapi mereka menjauhkan diri ketika ada jurnalis yang tewas dalam menjalankan tugasnya.
Proposal dari UNESCO diadopsi dari Intergovernmental Council of the Programme for the Development of Communication (IPDC) pada pertemuannya yang ke-27 di Paris bulan lalu. IPDC bertujuan memobilisasi komunitas internasional dalam mendukung perkembangan media di negara berkembang. (ABU)
23 April 2010
UNESCO: Satu Menit Hening Untuk Mengenang Para Jurnalis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
maju terus pertelevisian indonesia!
Posting Komentar