Berjam-jam anak-anak menonton televisi setiap hari tanpa didampingi orang tua, akan memberikan pengaruh buruk terhadap anak. Karena itu diet nonton televisi harus digalakkan. Seandainya kegiatan menonton diganti dengan kegiatan membaca, sangat mencerahkan dan mencerdaskan.
"Jika ada gerakan hari tanpa televisi, tanggal 23 Juli, maka Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sangat mendukung. Ini akan mengurangi dampak buruk televisi terhadap anak," kata Koordinator Bidang Isi Siaran KPI, Yazirwan Uyun, Jumat (18/7) di Jakarta.
Menurut Yazirwan, dari perjalanannya ke berbagai daerah, ternyata ada sejumlah daerah yang sudah melakukan "diet" nonton televisi, dan itu diatur melalui peraturan daerah. Ada juga melalui larangan di sekolah-sekolah.
"Kualitas tayangan televisi dewasa ini belum sesuai harapan KPI. Apalagi, karena orangtua sibuk, anak-anak jarang didampingi. Anak-anak yang lama di depan televisi tak sempat lagi bersosialisasi dan berdiskusi dengan keluarga, " ujarnya.
Karena itu, jika ada gerakan hari tanpa televisi, LSM perlu lebih mendorong masyarakat, sebagai bentuk untuk membebaskan anak-anak dari candu menonton televisi, yang seharusnya tayarangan itu bukan diuntukkan kepadanya. Juga gerakan ini bisa menghemat pemakaian listrik. (Kompas)
28 Desember 2008
Diet Nonton Televisi Perlu Digalakkan Keluarga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar