Acara talk show Republik Mimpi mendapatkan poin tertinggi kedua sebagai program talk show paling diminati setelah Kick Andy. Meski begitu, program parodi politik pertama di Indonesia itu untuk kali ketiga menyatakan berhenti. Keputusan untuk berhenti tayang lagi itu disampaikan Hafiz Syahnara, manajer Republik Mimpi. Alasannya, pihaknya tidak ingin bekerja di bawah tekanan dan merasa didiskriminasi pihak asing.
Effendi Gazali selaku penggagas acara Republik Mimpi membenarkan hal itu. Republik Mimpi serasa dijadikan acara kelas tiga yang syutingnya harus sekaligus dua episode dalam satu kesempatan.Selain itu, kata dia, studionya terpencil dan berpindah-pindah. "Kami dianggap bukan prioritas. Tapi, saya tekankan, kami tidak ada masalah dengan antv ataupun Star TV. Divisi news sangat mendukung, terutama Uni Lubis dan Pak Azkarmin Zaini. Kami berutang budi," tegasnya. Sejak awal tayang di antv, lanjut Effendi, Republik Mimpi tidak pernah bisa tayang siaran langsung. Namun, sebelum benar-benar berhenti, keinginan siaran langsung tersebut terpenuhi. Yakni, syuting di Istana Wakil Presiden dengan bintang tamu Jusuf Kalla pada 20 November. Itu menjadi siaran live perdana sekaligus terakhir karena setelah itu mereka menyatakan berhenti.
Hafiz mengatakan baru bisa tayang lagi jika indikasi pelanggaran karena ada intervensi pihak asing di stasiun TV Indonesia terbukti. Yakni, sosok pria asing bernama Brad Cox yang selama ini dikenal sebagai head of content atau direktur program antv dan Star TV. Hal itu bukan sekadar karena kiprahnya, kata Hafiz, tapi lebih karena bertentangan dengan Undang-Undang No 32/2004 tentang Penyiaran. Pada pasal 16 ayat 2 tertulis, orang asing tidak boleh menjadi pengurus lembaga penyiaran swasta di Indonesia, kecuali untuk urusan teknik dan keuangan.
Brad Cox sudah diperiksa petugas Imigrasi dan sedang dikaji oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) serta Departemen Komunikasi dan Informatika.. Maka, kata Effendi, untuk sementara Republik Mimpi lebih baik berhenti terlebih dahulu. "Istilahnya, mati berkalang tanah daripada dijajah orang asing," tuturnya.
Pengumuman rating acara talk show itu berdasar riset rating publik oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia bersama Yayasan SET dan The Habibie Center selama Oktober hingga November 2008 di sepuluh kota di Indonesia. Hasil riset itu dipaparkan di Hotel Sofyan Betawi Rabu (3/12). Pada kategori talk show, Republik Mimpi mendapatkan poin 70,8 di bawah Kick Andy yang meraih poin 94,3. Setelah itu, ada Dorce Show, Ceriwis, dan Empat Mata, yang masing-masing poinnya tidak sampai angka 50.
12 Desember 2008
Republik Mimpi Tolak Intervensi Pihak Asing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
KIRAIN ADA PIHAK ASING GIMANA GITU, LHA CUMAN URUSAN INTERNAL AJA KOK DISEBUT PIHAK ASING MAS..
Posting Komentar