19 April 2009

Dream Girls : Mimpi Terkenal untuk Emak

Satu lagi kontes menyanyi muncul di televisi. Namanya Dream Girls D’Show. Janjinya muluk: menyulap ibu-ibu menjadi penyanyi trio terkenal seperti AB Three.

Ini adalah kontes menyanyi secara trio yang ditayangkan Global TV setiap Rabu malam sejak akhir Maret. Seperti kontes menyanyi televisi, Dream Girls menjanjikan jalur cepat menjadi terkenal. Namun, tidak seperti Indonesian Idol yang membidik remaja dan Idola Cilik yang membidik anak-anak, Dream Girls menawarkan mimpi terkenal kepada ibu-ibu alias emak-emak.

Ternyata, ibu-ibu yang ingin terkenal cukup banyak di negeri ini. Audisi Dream Girls di Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Manado, dan Jakarta selalu diserbu ibu-ibu calon peserta. Jumlah peserta audisi mulai dari 600-an orang hingga 1.500-an orang di tiap kota.

”Kami kaget dengan banyaknya ibu-ibu yang ingin ikut, mulai ibu rumah tangga, PNS, karyawan swasta, penyanyi kafe, hingga polwan,” ujar Erick Muchlis, Project Leader Dream Girls, Rabu (15/4).

Bagaimana tidak tertarik, sejak masa promo, Dream Girls telah berjanji akan menyulap trio ibu-ibu menjadi the next diva. Kontes ini juga menjanjikan hadiah berupa rumah impian. Bentuk rumahnya apa tidak dijelaskan. Silakan impikan sendiri.

Tidak hanya itu, pemenangnya juga akan dikontrak Star Media Nusantara, perusahaan yang selama ini mengelola artis-artis Media Nusantara Citra yang membawahkan RCTI, TPI, dan Global TV. Pemenang juga akan dibuatkan album rekaman.

Peluang menjadi terkenal inilah yang menggoda Devvy Wahyuni (37), ibu asal Medan, yang tergabung dalam trio DND bersama Deasy Sitorus (27) dan Noni Silvia (33). Bermodal kegemarannya berkaraoke, Devvy berangkat ke Jakarta meninggalkan tiga anaknya, salah seorang berusia lima bulan.

”Saya ikut kontes ini karena ingin terkenal. Siapa sih yang tidak ingin terkenal?” katanya.

Mia Sani (34), anggota trio Topodade asal Jakarta, ingin memperbaiki nasib melalui Dream Girls. Bersama Nilam Dwi Lestari (33) dan Chrysanti (33), trio ini sebenarnya terbentuk sejak tahun 2004 dan malang melintang di sejumlah kafe. Namun, mereka sulit menembus industri musik nasional karena tidak cantik. ”Di Dream Girls orang-orang yang tidak good looking seperti kami juga bisa tampil,” kata Mia.

Setiap tampil, trio ini selalu mendapat pujian dari juri. Kualitas vokalnya jauh di atas rata-rata peserta lain, bahkan Vina Panduwinata, Rabu malam, mengatakan, trio ini mengingatkan dia pada The Supremes, trio asal AS tahun 1960-an yang diperkuat Diana Ross.

Trio Good L, yang terdiri dari Erika Novita (28), Bebi Utariwati, dan Ita Martini (36), jauh-jauh dari Yogyakarta dengan mimpi sederhana: merebut rumah impian. ”Saya kan masih ngontrak rumah Mas,” kata Erika.

Semakin lama bertahan di Dream Girls, peserta semakin merasa dekat dengan ketenaran. Setiap pekan, mereka tampil di panggung yang gemerlap, muncul di televisi, dikejar-kejar wartawan dan penggemar. Penampilan mereka juga disulap layaknya artis. Mereka dipinjami pakaian dan sepatu yang tampak glamor.

”Wajah mereka kita koreksi agar tidak tampak gemuk,” kata Retno Wulan, anggota tim artistik Sari Ayu Martha Tilaar yang menangani make up peserta.

”Rambut mereka kami tata agar mereka tampak lebih muda dan segar,” tambah Yudi Martono, juga dari Sari Ayu.

Suara dan penampilan mereka pun dipoles habis. Mereka diajari koreografi dan bagaimana menyanyikan lagu nan rancak dengan genit. ”Wah, angan saya melambung. Rasanya sudah jadi artis,” kata Ita.

Sayang, Ita harus mengubur mimpinya menjadi artis sebab pada Rabu malam Good L tereliminasi. Perolehan SMS-nya paling rendah dibanding peserta lain. Inilah drama sebuah kontes mimpi.

”Saya harus kembali ke dunia nyata dan menghapus topeng ini,” kata Ita sambil menunjuk rias wajahnya. Di dunia nyata, Ita adalah PNS di Polda DIY. Dia nyambi sebagai pengamen di hotel dan kafe bersama rekannya di Good L.

Erika harus melupakan rumah impiannya dan menerima kenyataan bahwa dia harus membayar uang kontrak rumah dua bulan lagi. ”Ah, pusing. Duit sudah habis untuk beli pulsa,” ujarnya. (Kompas Minggu)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Capek deh, kalau kreatifitas cuma sampe pada model2 basi semua... Gak ada penyegaran sama sekali di kreati program tv nih...

Anonim mengatakan...

aku dah nonton kemarin, jelek kok. Boring dan basi banget!!