Menarik juga isi sebuah surat di kolom Redaksi YTH, harian Kompas, dengan tulisan sbb. :
Belakangan ini saya merasa terganggu oleh sebuah program di stasiun televisi Global TV yang berjudul Be A Man, yang kini sudah masuk pada tayangan kedua. Acara ini ingin mengubah para transeksual/waria peserta pada acara tersebut menjadi laki-laki tulen. Mungkin bagi pencipta program ini, mengubah transeksual menjadi laki-laki tulen adalah sebuah tugas yang mulia, tetapi bagi saya tidak.
Entah apa yang mendasari para waria/transeksual tersebut untuk mengikuti program ini. Bagi saya ini bukan satu jalan menjadi terkenal, tapi melanggengkan olok-olok dan cemoohan yang jelas-jelas merendahkan derajat diri seorang manusia. Seingat saya, di dalam banyak konvensi internasional mengenai hak-hak asasi manusia yang sudah diratifikasi oleh Indonesia, hak atas seksualitas adalah salah satunya.
Apabila benar kita ingin menjadi negara yang menghargai HAM dan sering kali mengaku-aku sebagai negara yang ramah, program semacam ini jelas seharusnya tidak tayang di televisi. Mohon kepada yang duduk di meja kreatif di televisi swasta yang ada di Indonesia untuk lebih berpikir cerdas ketika merancang sebuah program yang berdampak panjang pada generasi penerus bangsa ini. Cerdas tidak hanya berpikir soal rating dan harus menghibur, tapi juga memerhatikan hak-hak orang lain yang mungkin terlanggar.
Dalam hal ini saya tidak menentang segala bentuk ekspresi dan preferensi seksual manusia karena saya menganggap hal itu alamiah dan pilihan pribadi seseorang. Menghargai mereka yang memiliki preferensi seksual/seksualitas yang berbeda dari kita memang tidak mudah, tapi jika kita tidak memulainya apakah masih adil jika kita meminta orang lain untuk menghargai pilihan kita? Transeksual bukan suatu penyakit, tidak perlu disembuhkan. (WENNY MUSTIKASARI Bukit Pamulang Indah, Tangerang).
29 April 2009
Surat Pembaca Kompas : Tayangan Mengubah Transeksual
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
hi. Terimakasih ya sudah re-posting tulisan saya ini di Dunia TV.
Saat ini saya dan beberapa teman juga sedang 'campaign' untuk menghentikan tayangan tersebut (pada khususnya), dan mendorong insan pertelevisian di negeri ini agar tidak hanya kreatif tapi juga sadar akan hak asasi manusia.
warmest regards,
wenny mustikasari (aksanisari.multiply.com)
Posting Komentar