17 September 2009

Ketika Ramadhan, Porsi Program Hiburan dan Religi Lebih Besar

Komedi Saatnya Kita Sahur (Trans TV) menjadi program yang paling banyak ditonton oleh pemirsa saat sahur. Kemudian disusul Para Pencari Tuhan Jilid 3 (drama seri di SCTV), USC: FC Barcelona vs Shakhtar (olahraga di RCTI), dan Opera van Java (variety show di Trans7). Sepanjang hari selama bulan Ramadhan, porsi tayang program hiburan dan religi di televisi lebih besar dibandingkan sebelumnya, bertambah 3 persen menjadi 27 persen dari total jam tayang sehari.

Demikian hasil penelitian yang dipaparkan Hellen Katherina, Associate Dorector Marketing & Client Service AGB Nielsen Media Research, kepada pers di Jakarta, pekan lalu di Jakarta. Kenaikan itu terutama dikontribusi oleh ragam hiburan yang disiarkan saat sahur. "Bertambahnya durasi tayang dibarengi dengan bertambahnya durasi menonton program hiburan menjadi rata-rata 21 menit per hari saat sahur," katanya.

AGB Nielsen Research melakukan survei kepemirsaan televisi, dari 22 Agustus sampai 7 September, di 10 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Denpasar, dan Banjarmasin, dengan populasi sebesar 46.719/473 individu usia 5 tahun ke atas. Survei ini tidak mewakili kepemirsaan televisi seluruh masyarakat di Indonesia.

Hellen menjelaskan, porsi tayang program religi juga bertambah dari 3 persen menjadi 6 persen dari total jam tayang sehari, dikontribusi oleh tayangan saat buka . Pada saat bersamaan, porsi penonton pemirsa pun bertambah dari hanya 1 persen menjadi 4 persen dari total jam menonton per hari.

Meskipun porsi tayang program ini bertambah, seperti halnya jam menonton pemirsanya, program reality show dan sinetron masih merajai kepemirsaan TV saat buka, tandasnya . Rating lima besar tayangan saat buka adalah Take Me/Him Out Indonesia (Indosiar), Termehek-mehek (Trans TV), Cinta dan Anugerah (RCTI), Para Pencari Tuhan Jilid 3 (SCTV), dan Manohara (RCTI).

Hellen mengungkapkan, penonton televisi saat sahur (02.00-05.00) naik 10 kali lipat dalam dua minggu pertama bulan Ramadhan tahun ini. Potensi penonton tercatat mencapai 12,2 persen dari 46,7 juta orang usia 5 tahun ke atas, atau sekitar 5,7 juta orang per hari. Jumlah ini jauh lebih tinggi daripada hari-hari regular, yang potensi penontonnya hanya 1,2 persen dari populasi TV (566 ribu orang/hari). Hadirnya program-program spesial yang menemani waktu sahur pemirsa turut mendongkrak kenaikan ini.

Seniman dan pemerhati pertelevisian Asril Koto ketika diminta tanggapannya tentang program televisi yang tinggi ratingnya itu, menilai program tersebut belum menunjukkan kualitas yang diharapkan. Hanya menilai secara kuantitatif. "Padahal, mestinya selama Ramadhan program dakwah keagamaan diperbanyak," katanya.

Menurut dia, pemirsa sebenarnya mengharapkan tayangan yang mencerahkan dan mencerdaskan. Tidak seperti sekarang, yang dominan komedi atau reality show yang hanya sebatas hiburan dan tidak mencerdaskan.

Senada dengan itu, Ferli Zulhendri, pengamat media di Bandung, mengatakan, nasib pemirsa televisi seolah dipaksa menonton, dan tak ada pilihan program acara lain pada saat bersamaan (sahur dan buka puasa). Hampir semua stasiun TV menayangkan program serupa, tidak ada yang berani menawarkan program lain yang mencerdaskan pemirsanya, katanya. (Kompas)

Tidak ada komentar: