03 September 2009

Seronok & Penuh Caci Maki, Program Ramadan di TV Dikritik MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik program Ramadan yang ditayangkan di televisi (TV) selama 10 hari pertama Ramadan. Program Ramadan di TV dinilai penuh adegan seronok dan caci maki.

"Program sahur yang menghibur tidak perlu seronok dan penuh caci maki. Harusnya bisa menghibur sekaligus bisa mendidik, menyentuh dan membangkitkan kepedulian pada sesama," ujar Ketua Informasi dan Komunikasi MUI Said Budairy.

Said mengatakan itu dalam konferensi pers hasil pantauan MUI terhadap tayangan televisi pada pekan pertama Ramadan di Kantor MUI, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/9/2009).

MUI juga mengkritik beberapa program yang terindikasi tidak relevan dengan spirit Ramadan. Meskipun program tersebut menggunakan nama yang bervarian dengan Ramadan.

Terutama pada acara komedi yang disiarkan secara langsung. Kecenderungannya hanya mengedepankan hiburan lelucon yang disajikan dengan kata-kata kasar dan makian.

"Misalnya pada progam siaran menjelang buka puasa program Dak Dik Duk Menunggu Beduk edisi Rabu 26 Agustus pukul 17.35 WIB berisi celotehan pembawa acara yang tidak etis yang memberi insinuasi pada organ vital perempuan," ungkap Said.

Said berharap media mendidik masyarakat dan memberikan tontonan yang memberikan nilai edukatif dan menyegarkan.

Wakil Ketua KPI Teti Fajriati mengatakan, selama 10 hari pertama Ramadan program televisi Ramadan belum memberikan nuansa agamis. "Kami harapkan acara berikutnya ada perbaikan. Juga pihak TV memperbaiki program pada Ramadan," katanya.

Berikut beberapa program Ramadan yang dikritik MUI:

1. Trans7 judul programnya Opera Van Java Sahur. Program ini penuh kata-kata kasar, makian dan olok-olok pelecehan dan perendahan.

2. Bukan Empat Mata yang menampilkan Ustad Hariri yang diperolok-olok Tukul.

3. Happy Sahur di ANTV saat Aming memegang kemaluannya pada 25 Agustus 2009.

4. Saatnya Kita Sahur di TransTV, komedi yang dinilai penuh cemooh.

5. Dahsyatnya Sahur di RCTI yang mempertontonkan tindakan kekerasan yang dilakukan, sekalipun dengan maksud berkelakar atau bercanda seperti memukul kepala salah satu hostnya (Ruben). (detik.com)

Tidak ada komentar: