Kualitas siaran mayoritas televisi swasta nasional saat ini dinilai masih buruk, termasuk pada bulan Ramadhan saat ini. Tayangan-tayangan kurang mendidik justru lebih mendominasi ketimbang tayangan religi.
"Isi siaran teve di Jakarta hanya menghabiskan emosi, tetapi tidak ada nilai mendidiknya," tutur Atie Rachmiatie, Komisioner Bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar, Kamis (10/9).
Maraknya tayangan sinetron, reality show, acara kuis, dan dramatisasi fakta seperti dalam kasus penyergapan teroris di Temanggung menunjukkan buruknya mutu siaran televisi.
Menurut Nursyawal, anggota KPID lainnya, berdasarkan data laporan pengaduan dan pengawasan isi siaran, sangat jarang isi siaran di televisi lokal yang dianggap melenceng dari Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Tahun ini, misalnya, setidaknya ada 61 aduan dari masyarakat tentang isi siaran yang seluruhnya terkait televisi swasta.
Bahkan, sepanjang bulan Ramadhan ini, mayoritas televisi swasta, seperti diungkapkan Wakil Ketua KPID Jabar Haris Sumadiria, telah cenderung melakukan pendangkalan terhadap nilai-nilai keagamaan Islam. Waktu di jam-jam sahur justru lebih banyak diisi dengan tayangan bobodoran atau komedi. Bukan dengan tayangan-tayangan menyejukkan.
Terjadi kecenderungan komodifikasi tayangan Ramadhan. "Memanfaatkan momentum Ramadhan untuk bisnis sah-sah saja, tetapi kan harus mendengar pula aspirasi masyarakat yang ingin tayangan-tayangan menyejukkan," tutur Dadang Rahmat Hidayat, Ketua KPID Jabar, menambahkan.
Semestinya pada bulan Ramadhan ini tayangan-tayangan yang lebih baik dimunculkan. "Anggap saja seperti CSR (corporate social responsibility) mereka," tutur Atie kemudian.
10 September 2009
Tayangan Ramadhan di Televisi Nasional Kurang Mendidik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar