Pengelola Televisi (melalui bagian promo on air-nya), sebaiknya jangan mengira masyarakat atau pemirsa itu bodoh dan mudah percaya. Terutama pada saat mereka membuat promo-promo programnya. Tidak perlu menggunakan jargon-jargon 'super' atau 'hebat' yang absolut. Contoh, promo program berita di salah satu stasiun TV yang mengatakan "Tidak akan terlewatkan seditik pun". Maksudnya, TV itu akan selalu menyiarkan berita yang tidak akan terlewatkan sedetik pun? Apa bisa?
Pemirsa sudah pandai menilai, tidak mungkin ada TV di dunia ini yang mampu menampilkan berita yang tidak akan terlewatkan dalam sedetik pun. Apalagi kebanyakan berita di TV itu adalah berita basi yang direkam sejam, dua jam atau sehari lalu dari kejadiannya dan disiarkan dalam waktu maksimal 3 menit?. Pada saat live reporting pun, belum tentu tidak ada yang tak tercover. Karena setiap camera hanya bisa menangkap satu sasaran tertentu. Kejadian yang berhubungan dengan peristiwa tersebut, tetapi adanya di bagian belakang atau dalam rumah, misalnya, belum tentu tertangkap oleh camera. Artinya, pada detik itu bisa saja ada yang terlewatkan?
Mungkin kalau menggunakan kata sifat, seperti "Tajam, Terpercaya". Masih dapat diterima. Walaupun tetap ada saja yang sinis mengatakan "Itukan menurut orang TV itu, kalau menurut pemirsanya kurang tajam? Atau tidak terpercaya karena ada yang salah baca nama orang atau jabatan atau nama tempat gimana?"
Hendaknya para pengelola TV, dapat memilih kata-kata yang bijak dan jangan membohongi publik dalam mempromosikan program atau mata acaranya. Sesuai faktanya saja. Masyarakat Indonesia mulai belajar banyak dan akan semakin pandai menilai.
27 Februari 2008
Jangan Kira Masyarakat Bodoh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
YANG KERJA DI TV KEBANYAKAN MANTAN TUKANG OBAT KALI HEHEHE.. SORRYYY
ANSHAR
Promo-promo TV yang ada emang njengkelin juga. Kagak kreatif dan boring dehhh. Mendingan liat promo film amerika ah. Pada belajar lagi dong sama org2 hollywood man..
Posting Komentar