07 Februari 2008

Menonton Toleransi di Layar Televisi

Dalam hal saling bertoleransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan, ditahun-tahun belakangan ini, saya menilainya semakin baik. Dalam hal ini, peran media televisi sangat penting. Kita tidak hanya dapat menonton acara-acara Ramadhan yang disambung dengan Idul Fitri, tetapi juga acara-acara Natal dari berbagai daerah, Nyepi, dll. Potret toleransi disebarkan dan diterima baik oleh masyarakat, ini merupakan tanda-tanda bagus bagi umat manusia di bumi Indonesia. Rukun dan saling menghargai adalah cikal bakal keadaan dan keamanan yang makin kondusif. Begitu juga saat Imlek tiba, semua stasiun televisi menayangkan acara-acara menyambut imlek, memperkenalkan tradisi tionghoa dengan penuh kegembiraan dan kemeriahannya. Sungguh bahagia saya melihat perkembangan tolenransi beragama dan keyakinan di Indonesia.

Saya juga melihat keadaan di sana-sini, seperti banyak orang yang bukan keturunan Tionghoa ikut membeli dan menikmati kue keranjang (kue khas imlek). Orang-orang non tionghoa yang bertemu kawan keturuan tionghoa, juga mengucapkan selamat imlek. Vihara membagikan sedekah kepada orang-orang miskin disekitarnya. Artis-artis keturunan tionghoa tanpa ragu menceritakan apa arti imlek dan ritual-ritual yang biasa dilakukannya pada saat imlek. Itu semua terekam dan ditayangkan di layar televisi.

Selamat atas perkembangan toleransi di Indonesia. Televisi sangat membantu dalam memberikan pencerahan dan menularkan kebaikan bagi sesama manusia di bumi ini.

Gong Xi Fat Chai!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Gong Xi to You Tooo