Beberapa bulan terakhir harga TV plasma cenderung terus turun. Konsumen kembali melirik produk ini, karena masalah daya listrik dan bobot yang berat telah diatasi. Tampaknya TV plasma tidak akan segera masuk kuburan teknologi seperti diperkirakan sebelumnya.
Sejak Januari dua produsen TV, Pioneer Corp dan Vizio Inc mengumumkan mereka menghentikan produksi TV plasma. Mereka menilai TV plasma sudah tak mampu bersaing dengan teknologi yang lebih baru yaitu TV LCD.
Bagi konsumen hal itu sebagai daya tawar. Menurut firma riset DisplaySearch, harga TV plasma 50 inci menjadi US$200 hingga US$300 lebih murah dibandingkan LCD TV ukuran sama. Secara rata-rata, ongkos TV plasma 50 inci sekitar US$ 1.200 dibandingkan US$1.500 untuk LCD TV ukuran samaa. Itu merupakan penurunan harga yang besar untuk TV plasma, dimana lima tahun lalu biaya rata-rata 30% lebih mahal dari LCD TV.
Plasma TV memiliki kelebihan penjualan dibandingkan TV LCD karena kualitas gambar serta ukurannya. Namun konsumen yang memutuskan membeli TV plasma akan melawan arus besar.
Pada 2008, sebanyak 30 juta TV LCD terjual di Amerika Utara dibandingkan TV plasma yang hanya empat juta unit. Menurut DisplaySearch trend akan terus berlangsung beberapa tahun terakhir dan jurang pemisah keduanya makin lebar.
Plasma TV dipilih karena kualitas gambarnya yang superior dan cenderung memiliki sudut penglihatan lebih lebar. Namun produsen LCD telah berhasil menyelesaikan masalah ini.
LCD TV kini telah mampu meningkatkan refresh ratenya menjadi 240 hertz, dibandingkan beberapa tahun lalu dimana teknologinya baru terbatas pada 60 hertz. Refresh rate ini merupakan angka berapa kali gambar ditampilkan di layar. Semakin tinggi refresh rate, berarti kualitasnya semakin tinggi.
LCD juga sudah berhasil meningkatkan contrast ratio, yang merupakan ukuran contrast antara gambar paling terang dan paling gelap. Riddhi Patel, analis di iSuppli menyebut, pembuat TV LCD berhasil secara baik meningkatkan marketingnya menyebabkan adopsi konsumen lebih besar.
Tapi itu bukan berarti TV plasma akan segera masuk kuburan teknologi seperti Betamax yang gagal dalam era video-tape. Beberapa perusahaan semacam Samsung dan Panasonic masih terus mengotot memproduksi TV plasma ukuran besar serta memperbaiki kualitas TV plasma.
Steve Panosian, Direktur Marketing Samsung mengatakan model TV plasma terbaru tidak memiliki masalah dalam kualitas gambar, misalnya burn in yang menjadi momok TV plasma beberapa tahun lalu. Selain itu pabrikan juga mengurangi kebutuhan listrik TV plasma, serta bobotnya.
Dua tahun lalu TV plasma 50 inci Samsung membutuhkan listrik lebih dari 500 watt dan berat 150 pon. Kini TV plasma hanya membutuhkan listrik sekitar 265 watt dan berat 72 pon. Sedangkan LCD TV rata-rata membutuhkan listrik 213 watt.
Selama bertahun-tahun konsumen mengeluhkan dua masalah itu. “Kami terus investasi tidak hanya di pabrikasi tapi juga inovasi,” kata Panosian. Dia mengatakan Samsung ngotot mempertahankan TV plasma karena teknologinya lebih murah untuk diproduksi, terutama untuk TV ukuran lebih besar dibandingkan LCD.
Robert Perry, executive vice president Panasonic mengatakan perusahaannya memiliki pabrik senilai US$3 miliar di Amagasaki, Jepang untuk membuat TV plasma. Dia mengatakan Panasonic punya berbagai perjanjian dengan merek TV lain untuk memproduksi TV plasma dan telah memiliki bisnis yang kuat. “Plasma adalah teknologi yang paling mungkin,” katanya menegaskan. (inilah.com)
05 Juli 2009
Harga TV Plasma Makin Murah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar