Salah satu contohnya di Makassar. Ada kasus anak yang terinspirasi dari salah satu acara televisi yang bertayang supranatural. Anak ini meniru dengan mencoba memasukkan benang melalui hidung dan berusaha mengeluarkannya melalui lubang telinga. Hal tersebut mengemuka pada Seminar Aku Menonton Maka Aku Ada yang digelar Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Universitas Hasanuddin (Unhas) di Hotel Clarion, Jl AP Pettarani, Makassar, Senin lalu.
Pada seminar tersebut tampil sebagai pembicara adalah dosen Komunikasi Unhas Dr A Alimuddin Unde, anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sulawesi Selatan (sulsel) Rusdin Tompo, psikolog remaja Tynsusi Nurhidayati, dan Indra Santoso dari Makassar TV.
Yang tak kalah heboh, KPI Daerah Sulsel pernah menemuka bahwa ada seorang anak kelas dua SD diminta pindah kelas dan tak mau lagi diajar gurunya. Penyebabnya, saat hendak dihukum, anak tersebut mengeluarkan jurus pendekar boboho, nama aktor bertubuh gempal dalam film mandarin.
"Ini bukti bahwa media membawa pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat," papar Rusdin yang juga aktivis peduli anak ini.
Parahnya, menurut Alimuddin, parameter yang diukur media TV adalah bagaimana peningkatan rating, tapi secara teoritis tidak memberikan jaminan terhadap mutu siaran. Umumnya stasiun TV mencoba menyajikan tayangan-tayangan dengan mengejar keinginan pemirsa tanpa melihat apa sebenarnya yang dibutuhkan pemirsa.
"Ini dikarenakan karena pemirsa selalu mencari sesuatu yang tidak pernah dilihat. Seharusnya media penyiaran menyajikan tayangan yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan" papar Alimuddin. (Tribun Timur)
07 Juli 2009
Banyak Acara TV Bahayakan Anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Bukan cuma bahayakan anak, tapi juga membahayakan ibu, remaja dan pembantu
Posting Komentar