Industri televisi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dulu kita mengenal TV tabung atau cathode ray tube (CRT) hitam-putih, kemudian diikuti dengan teknologi sejenis untuk tampilan berwarna.
TV tabung dapat bertahan selama 40 tahun lebih, tetapi dengan ukuran layar terbesar hanya 29 inci. Yang cukup merepotkan adalah ketebalan pesawat televisi CRT. Untuk ukuran 29 inci, misalnya, tebal pesawat mencapai 50 cm yang didominasi ukuran tabung.
Sejak dasawarsa 1990-an, sejumlah pabrikan televisi mulai memperkenalkan TV flat, TV projection, TV LCD (Liquid Crystal Display), dan TV plasma (Plasma Display Projector).
Pada saat itu, harga produk televisi yang berbasis empat teknologi itu masih sangat mahal. Untuk TV LCD dan TV plasma ukuran 42 inci, misalnya, harga mencapai Rp 100 juta lebih per unit. Itu pun ketebalannya masih 20 cm, alias masih cukup tebal.
Begitu pula dengan teknologi, spesifikasi, dan pixel-nya yang masih sederhana, dan baru mampu menyokong fitur ready high definition (ready HD). Artinya, pengeluaran dan kenikmatan pembeli relatif belum sepadan.
Pada dekade berikutnya, 2000-an, industri televisi mulai fokus pada TV LCD dan TV plasma, dengan teknologi full HD 1920 x 1080 pixel. Ukurannya pun raksasa, seperti TV LCD Aquos Sharp (108 inci) dan TV plasma Viera Panasonic (150 inci).
Sesuai dengan ukurannya, harganya juga ‘’raksasa’’, yaitu Rp 2 miliar per unit! Meski sudah dipasarkan secara luas, tapi mengingat harganya yang selangit, pabrikan hanya memproduksi secara terbatas (limited edition).
Generasi Terbaru Sampailah pada tahun 2009, tatkala Samsung Electronics memproduksi TV generasi terbaru, yang menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED). Pabrikan asal Korea Selatan ini telah memproduksi TV tertipis di dunia, dengan ketebalan hanya 29,9 mm untuk ukuran 40, 46, dan 50 inci.
Bukan hanya itu, TV LED ini merupakan televisi tertipis pertama yang dapat digantung seperti bingkai gambar. Ya, Anda bisa dengan mudah menempelkan televisi ini di tembok/dinding, cukup dengan bantuan dua sekrup saja.
Tingkat keringanan inilah yang amat membedakannya dari TV LCD konvensional, yang saat ini ketebalannya masih sekitar 18-20 cm. Untuk menempelkannya di dinding pun harus menggunakan braket.
Televisi berteknologi LED ini terlihat sangat canggih dan elegan. Desainnya seperti kristal. Kontras warna yang lebih luas menambah kepekatan warna hitam. Respon time yang lebih singkat juga menghasilkan gambar yang tajam dan nyata tanpa bayangan.
Inilah televisi masa depan yang memiliki ultra slim, menggunakan backlight untuk menggantikan teknologi Cold Cathode Fluorescent Light (CCFL) pada LCD, sehingga mampu menghasilkan warna yang lebih hidup dan kontras yang tinggi.
Selain itu, teknologi ini mengkonsumsi listrik yang sangat rendah, bahkan ramah lingkungan (bebas merkuri, cat, dan timah). Selain berfungsi sebagai televisi sebagaimana mestinya, Anda juga dapat menikmati konten internet, bahkan telah dilengkapi dengan USB 2.0.
Nah, dengan USB ini, Anda dapat menyambungkanya dengan perangkat multimedia lainnya seperti kamera digital, camcorder, USB memory stick, dan MP3 Player. Asyik kan?
15 Juni 2009
TV LED Bakal Menjadi Televisi Masa Depan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar